Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil mengembangkan varietas ikan nila yang mampu hidup di laut. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengusulkan pemberian nama Ikan Maharsi, sebagai penghargaan kepada para peneliti ikan nila ini.
“Maharsi” merupakan singkatan dari Muhammad Husni Amarullah (alm) dan Ratu Siti Aliyah, peneliti ikan nila laut tersebut. Keduanya mengembangkan teknologi budi daya ikan nila salina lalu direkayasa dengan cara mengadaptasikan spesies tersebut dalam kondisi perairan laut.
Pemberian nama tersebut, diharapkan bisa memberikan nilai tambah pada hasil penelitian nila laut. Penggunaan nama ikan nila laut menurut Menristekdikti tidak akan memberikan nilai tambah yang terlalu tinggi.
“Dengan nilai tambah tersebut, diharapkan bisa berkontribusi dalam menyejahterakan masyarakat di sekitar lokasi pembudidayaan tersebut. Inovasi yang dihasilkan ini harus bisa ditingkatkan oleh pengusaha, dalam hal ini Nusa Ayu Karamba,” kata Nasir saat mengunjungi keramba Ikan Nila Salina di Kepulauan Seribu (23/9).
Dari perkiraannya, dengan menggunakan nama Maharsi, harga ikan nila ini akan naik dari harga pasaran yang berkisar Rp15-18 ribu/kg. Menristekdikti juga berharap wisatawan akan datang untuk makan Ikan Maharsi ke Kepulauan Seribu, serta menjadi icon Kepulauan Seribu.
Di tempat yang sama Kepala BPPT, Unggul Priyanto mengharapkan Ikan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. “Mudah-mudahan juga Ikan Maharsi ini dapat dikenal luas di masyarakat dan nasional,” pungkasnya. (sumber www.bppt.go.id)