Peran AI dalam Pengembangan Drone dan Sensor di Bidang Pertanian

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Di tengah pengkembangan teknologi, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi bagian dari industri pertanian modern saat ini. Teknologi AI digunakan dalam berbagai aspek mulai dari produksi, pengelolaan hingga pemasaran.

Pertanian merupakan industri yang sangat bergantung pada faktor cuaca, tanah, dan lingkungan. Karena itu, teknologi AI yang berhubungan dengan industri drone dan sensor sangat diperlukan untuk mendukung pertanian presisi.

Kemampuan drone untuk pemindaian (scanning) wilayah secara cepat dengan sensor berkualitas tinggi sangat berguna dalam berbagai aplikasi. Diantaranya, pemetaan tanaman, tanah, survei lingkungan, pemantauan peternakan, dan pengawasan infrastruktur.

Sejalan dengan hal tersebut Pusat Riset Tanaman Pangan (PRTP) Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar webinar Teras-TP #11 bertajuk “Teknologi AI dalam Pengembangan Drone dan Sensor serta Aplikasinya di Bidang Pertanian” pada Senin (25/9/2023).

Kepala ORPP BRIN, Puji Lestari dalam sambutannya mengungkapkan harapannya bahwa webinar ini akan bermanfaat tidak hanya bagi BRIN tetapi juga bagi para pemangku kepentingan lainnya. Ia menekankan bahwa penggabungan teknologi drone dan sensor akan menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan ketersediaan pangan.

Lebih lanjut, Puji juga menyampaikan pertanian presisi tidak dapat dilepaskan dari ketersediaan alat. Penerapan AI dalam melakukan analisis data secara cepat sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mulai dari tanam, pakan, irigasi, dan panen diharapkan dapat bermanfaat bagi petani.

“Kemampuan berbasis AI yaitu sensor dan scanning dengan kualitas tinggi memungkinkan melakukan pekerjaan secara cepat dan pengolahan data secara real time, mengidentifikasi tanaman, dan mengambil keputusan mendukung pencapaian target produktivitas. Karena itu, PR Tanaman Pangan hendaknya memberi ruang yang lebih untuk memanfaatkan teknologi berbasis AI yang mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala PRTP BRIN, Yudhistira Nugraha mengungkapkan perkembangan teknologi sudah menjadi keniscayaan. Melalui wadah komunitas sains, para periset AI diharapkan dapat berperan aktif dalam memanfaatkan teknologi AI hingga bernilai sains dan dapat diaplikasikan untuk pembangunan pertanian di Indonesia.

“Banyak manfaat yang kita dapatkan menggunakan teknologi AI untuk memonitoring lahan pertanian terkait penggunaan pupuk, identifikasi kesuburan, pertumbuhan tanaman, dan dengan bantuan teknologi AI petani dapat membuat keputusan dan melakukan tindakan yang dapat diaplikasikan dalam sistem budidaya pertanian sehingga produktivitas dapat meningkat,” tuturnya.

Tri Surya Harapan, Manajer Riset PT. Quadron Teknologi Indonesia, sebuah perusahaan yang melayani penjualan pesawat nirawak serta jasa surveillance untuk kepentingan pertanian, lingkungan, pertahanan, kehutanan dan kelautan menerangkan tentang kamera multispektral yang dapat menginformasikan kesehatan dan manajemen tanaman.

“AI dikenal luas dapat mereplikasikan kecerdasan manusia dan disimulasikan menggunakan sistem komputer. Sensor automasi yang disematkan pada drone baik sensor kamera, sensor LIDAR, ataupun sensor canggih lainnya menghasilkan informasi yang berguna sebagai pengambil keputusan di lapangan tanpa adanya interupsi langsung dari manusia,” ucapnya.

“Penggunaan AI dengan teknologi drone dan sensor memerlukan biaya layanan yang terbilang cukup mahal sehingga dalam penerapannya dibutuhkan adanya kolaborasi dengan stakeholder dalam pemanfaatannya dalam skala luas,” jelas Tri.

Sementara itu, Peneliti Ahli Utama PRTP BRIN, Muhammad Aqil menyampaikan arahan Presiden RI dalam Rakor IPTEK Nasional 2021 mengenai penggunaan teknologi modern dan berkontribusi dalam era industri 4.0 serta penerapan teknologi kecerdasan buatan mendukung setiap bidang/aktivitas termasuk bidang pertanian.

“Kita sudah melewati beberapa tahapan sebelum sampai ke industri 4.0 dan saatnya untuk memanfaatkan teknologi drone dalam monitoring status hara tanaman, deteksi cepat serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), cek kontaminasi galur, inspeksi dataseling produksi benih, dan penentuan waktu panen,” kata Aqil.

Aqil menyimpulkan model berbasis indeks vegetasi yang dikembangkan untuk seleksi genotipe jagung yang toleran baik NDVI maupun NDRE terbukti mampu memprediksi hasil panen serta jenis genotipe terbaik dalam seleksi calon varietas jagung di lapangan.

“Dengan mengintegrasikan drone, image analisis dengan APK android diharapkan dapat mendukung kegiatan penelitian terutama di lapangan,” pungkas Aqil. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author