Jakarta, Technology-Indonesia.com – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat boneka edukasi fauna nusantara (fansa) untuk meningkatkan pemahaman tentang konservasi fauna di Indonesia.
Boneka edukasi tersebut terdiri dari tiga karakter, yaitu Ates, Lagus, dan Thera. Ketiganya merupakan representasi dari Owa Jawa, Kanguru Pohon, dan Harimau Sumatera yang tergolong satwa terancam punah di Indonesia.
Boneka fansa itu lahir dari tangan kreatif lima mahasiswa UGM yaitu Achmaludin Taufan Azmi (Fakultas Kehutanan), Aulia Nur Fajriyah (Fakultas Teknik), Bagus Dwiantara (Fakultas Kehutanan), Aulia Putri Hijiriyah (Fakultas Ilmu Budaya), dan Rendy Nu’man Pradana (FMIPA).
Taufan mengatakan boneka fansa merupakan boneka edukasi konservasi satwa endemik langka pertama di tanah air yang dilengkapi dengan teknologi informasi. Selain memberikan gambaran fisik satwa dalam bentuk boneka dan menambahkan teknologi Augmented Reality, boneka ini juga menunjukkan materi edukasi di dalam website berupa artikel dan video singkat yang mudah di pahami.
“Boneka edukasi dilengkapi dengan kartu AR dan kartu QR edukasi yang dikaitkan pada boneka,” terangnya, Senin (16/8/2021).
Di dalam kartu tersebut berisikan informasi mengenai berbagai fakta unik terkait konservasi satwa di Indonesia baik melalui aplikasi maupun website. Ketiga boneka ini dirancang mengenakan scarf yang bertuliskan #Save Forest #Save (Nama Satwa Endemik).
Boneka fansa juga dilengkapi leaflet yang memberikan penjelasan produk dan konservasi satwa. Misalnya, Ates yang merupakan representasi dari Owa Jawa melambangkan hewan endemik dari Jawa yang terancam punah. Lalu, Lagus dan Thera merepresentasikan hewan endemik dari Papua dan Sumatera yang juga terancam punah yaitu Kanguru Pohon dan Harimau Sumatera.
Taufan menyebutkan gagasan pebuatan boneka fansa lahir melalui program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan (PKM-K) UGM 2021. Boneka ini hadir sebagai sarana edukasi bagi masyarakat terkait konservasi satwa.
Dalam produksi boneka Fansa ini mereka bekerjasama dengan produsen boneka di Yogyakarta sehingga mendukung perekonomian lokal. Sementara itu untuk pemasaran banyak dilakukan secara daring dengan sistem pre-order melalui IG, Fb, serta marketplace seperti shopee dan tokopedia.