Jakarta, Technology-Indonesia.com – Amerika Serikat, Australia, dan Kanada baru-baru ini mengkonfirmasi adanya kejadian luar biasa pada Maret-April 2020 akibat konsumsi jamur enoki asal Korea Selatan yang tercemar bakteri Listeria monocytogenes. Kementerian Pertanian Republik Indonesia pun telah melakukan langkah-langkah pemusnahan jamur enoki impor dari Korea Selatan yang beredar di pasaran.
Jamur enoki (Flamulina velutipes) merupakan salah satu jamur pangan (edible mushrooms) yang dikenal bercitarasa lezat. Jamur ini populer sebagai campuran sayur pada makanan oriental seperti shabu-shabu, tempura, atau sukiyaki.
Peneliti mikrobiologi Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iwan Saskiawan mengatakan kejadian luar biasa di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada disebabkan adanya kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes saat proses pengepakan jamur enoki atau pada waktu penyimpanan sebelum siap dikonsumsi.
“Bakteri L. monocytogenes adalah jenis bakteri patogen yang banyak mencemari produk olahan berbahan dasar susu dan turunannya seperti keju, es krim dan yoghurt,” ungkap Iwan di Cibinong, Jumat (26/6/2020).
Iwan menjelaskan, penelitian terkini juga menunjukkan bahwa bakteri ini dapat mengkontaminasi pada daging mentah dan sayuran. “Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini disebut dengan listeriosis yang ditandai dengan gejala demam tinggi, sakit kepala, pegal, mual, sakit perut dan diare,” lanjutnya.
Sebagai bakteri patogen atau parasit, terangnya, Listeria monocytogenes memang berbahaya dan perlu pencegahan secara total untuk menghindari kontaminasi. Pencegahan secara total untuk menghindari kontaminasi bakteri Listeria monocytogenesis pun mungkin sulit untuk dilakukan.
“Namun melalui pencucian yang sempurna dengan air yang mengalir serta pengolahan melalui pemanasan dan penyimpanan dengan benar, umumnya jamur enoki aman untuk dikonsumsi karena bakteri ini akan mati pada suhu 75 derajat celsius,” ungkap Iwan.
Kandungan nutrisi
Seperti beberapa jenis jamur pangan lainnya, jamur enoki mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Iwan menjelaskan, dari hasil penelitian rata-rata jamur pangan mengandung 19-35 persen protein lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen).
“Asam amino esensial yang terdapat pada jamur, ada sekitar sembilan jenis dari 20 asam amino yang dikenal. Selain itu 72 persen lemaknya termasuk jenis lemak tidak jenuh,” jelasnya.
Jamur juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavin), niasin dan biotin. Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis mineral, antara lain kalium, fosfor, kalsium, natrium, magnesium, selenium dan tembaga.
“Jumlah kandungan seratnya yang berkisar antara 7,4 hingga 24,6 persen sehingga sangat baik untuk pencernaan. Jamur enoki juga mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah sehingga cocok bagi pelaku diet,” papar Iwan.
Dikutip dari Tang et. al. (2016) jamur enoki juga mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai senyawa antitumor, antikanker, antihipertensi, antikolesterol, dan bersifat sebagai imunomodulator.
Jamur enoki tumbuh pada suhu 23-27 derajat celsius pada fase vegetatif atau pertumbuhan miselium dan pada suhu 13-18 derajat celsius di fase generatif atau saat pembentukan tubuh buah. “Sampai saat ini jamur enoki belum dibudidayakan di Indonesia. Selama ini jamur enoki yang dikonsumsi di Indonesia adalah impor dari Korea Selatan,” pungkas Iwan.