Teknologi Inovatif Dukung Pengembangan Agribisnis Jeruk di Pelalawan

Pelalawan, Technology-Indonesia.com – Kepala Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro), Harwanto dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau, Salwati berkunjung ke Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau pada Selasa (11/2/2020). Kunjungan tersebut dalam rangka pengawalan dukungan teknologi inovatif pengembangan agribisnis jeruk berkelanjutan di Kabupaten Pelalawan.

Kepala Balitjestro dan Kepala BPTP Riau diterima langsung oleh Bupati Pelalawan HM. Harris didampingi Kepala Dinas KPTPH Kabupaten Pelalawan, Syahfahlefi.

Jeruk yang telah diintroduksikan oleh Balitjestro pada lahan seluas 7 hektare di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan saat ini telah berumur 1 tahun. Varietas yang ditanam antara lain Siam Pontianak, Keprok Tejakula, dan Keprok Terigas. Karena itu, perlu adanya pemeliharaan seperti pemangkasan, pemupukan dan penyiangan gulma. Dengan pemeliharaan yang baik dan benar diharapkan jeruk sudah mulai berbuah pada tahun depan.

Untuk pemeliharaan tanaman jeruk telah didampingi oleh peneliti atau tenaga ahli dari Balitjestro yaitu Nirmala Friyanti Devy, Mutia Erti Dwiastuti, dan Agus Surya Dirawanto. Selain itu, pada tanaman jeruk telah diaplikasikan teknologi seperti Bujangseta (pembuahan berjenjang sepanjang tahun) dan Sitara (sistem jarak tanam rapat).

Bujangseta Hasilkan Buah Berkualitas

Penerapan teknologi Bujangseta dapat menghasilkan buah berkualitas premium seragam dengan cita rasa sesuai pasar, kulit buah mulus dan harga yang memadai. Pengaplikasian teknologi bujangseta antara lain meliputi pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian hama.

Prunning atau pemangkasan dilakukan untuk mengatur tajuk atau kanopi melalui pemangkasan cabang atau ranting yang sakit, cabang atau ranting yang tumbuh berseberang ke dalam tajuk, cabang atau ranting yang tumbu dominan, sera ranting bekas tangkai buah.

Selanjutnya, pemberian Nutrisi atau pemupukan agar kondisi tanaman yang sehat mampu tumbuh dengan baik, berbunga dan berbuah secara kontinyu. Pola aplikasi peberian pupuk NPK majemuk yaitu kombinasi pemberian pupuk NPK dalam bentuk padat dan pupuk NPK dalam bentuk cair atau kocor secara bergantian dengan interval 1.5 bulan.

Langkah pertama melakukan aplikasi pupuk NPK padat yang ditanam melingkar dan ditimbun dibawah tajuk bagian terluar tanaman dengan dosis 500 gram dengan interval perlakuan 3 bukan sekali. Langkah kedua melakukan aplikasi pupuk NPK cair atau kocor. Caranya, dengan melarutkan terlebih dahulu pupuk pupuk NPK padat dengan konsentrasi (1000 gram) + pupuk ZA (250 gram) yang dicairkan atau dilarutkan kedalam air sebanyak 200 liter. Cairan pupuk ini dikocorkan merata pada 10 tanaman (20 liter pertanaman) secara merata pada tanah dibawah bagian tajuk tanaman. Pemupukan diberikan pada waktu 1,5 bulan setelah aplikasi pupuk padat, dan dilakukan secara bergantian dengan interval pemberian 3 bulan sekali.

Sehingga akan diperoleh kombinasi pemebrian pupuk padat dan pupuk kocor secara bergantian masing masing 4 kali. Pemberian nutrisi organik berupa pupuk kandang sebanyak 40 kg pada tanaman jeruk umur 4.5 tahun sehingga tekstur dan struktur meningkat.

Sementara, aplikasi pupuk Kiserit (MgSO4) bertujuan meningkatkan kadar rasa manis buah disaat masak fisiogis. Dosis pemberian 50 gram per 20 liter air per aplikasi dan diberikan pada saat umur buah 15 dan 25 minggu setelah bunga mekar.

Pola pengendalian hama dan penyakit dititikberatkan pada penyakit burik kusam, embun jelaga dengan mengendalikan hama penyebabnya diantaranya Aphis, Trip, kutu dompolan dan kutuk sisik dengan model pengendalian perpaduan antara monitoring dan interval pengendalian secara berkala.

Tingkatkan Produktivitas dengan Sitara

Sistem Jarak Tanam Rapat (Sitara) merupakan solusi alternatif untuk meningkatkan produktivitas dan mutu buah dengan efisiensi lahan dan biaya produksi. Dengan menerapkan teknologi ini, petani dapat menanam jeruk dengan populasi 4 hingga 6 kali lipat dibandingkan penanaman biasa. Biaya produksi dapat ditekan dan pendapatan petani akan meningkat.

Dalam penerapan teknologi Sitara, manajemen jarak tanam dan pola penanaman sangat penting. Selain itu tanaman harus rajin dipangkas agar terbentuk tanaman yang kerdil untuk memudahkan perawatan dan menghasilkan banyak cabang yang produktif.

Model tanam sitara menggunakan baris ganda yang membujur dari arah utara ke selatan. Tujuannya agar semua tanaman terkena sinar matahari secara merata. Populasi per hektare menyesuaikan keinginan pekebun. Per hektare bisa 956 pohon, 1.201 pohon, atau 1.601 pohon.

Jika pekebun menginginkan populasi 956 pohon per hektare jarak tanam 4 m x 5 m baris pertama, baris kedua 2,5 m x 4 meter. Adapun untuk populasi 1.201 pohon per hektare, jarak tanam baris pertama 4 m x 4 m, baris kedua 2 m x 4 m. Jika populasi 1.601 pohon per hektare, jarak tanam baris pertama 3 m x 4 m, sementara baris kedua 1,5 m x 4 m.

Pada kesempatan tersebut, Balitjestro mengharapkan dukungan dari BPTP Riau untuk bersinergi dengan kegiatan ini. Menanggapi hal ini Salwati menyampaikan kesiapan BPTP Riau untuk mendukung kegiatan kedepan dengan mengadakan bimbingan teknis di lokasi pertanaman jeruk dengan melibatkan narasumber dari Balitjestro. Kegiatan BPTP Riau juga akan diarahkan untuk mendukung pengembangan jeruk di Kabupaten Pelalawan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author