Tanaman Sela Bawang Merah, Tingkatkan Pendapatan Petani Kopi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Tanaman kopi (Coffea sp.) merupakan tanaman tahunan yang tidak menggunakan lahan secara optimum seperti pada tanaman semusim (jagung, kacang tanah, padi, kedelai, dan lain-lain). Tanaman kopi juga memerlukan tanaman penaung untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena itu, tanaman kopi sangat memungkinkan untuk diusahakan secara bersamaan dengan komoditas lainnya dalam bentuk tanaman sela/tumpangsari.

Pengembangan usahatani kopi secara monokultur, pada awal pengusahaannya tidak akan memberikan pendapatan sampai tanaman kopi menghasilkan pada umur dua sampai tiga tahun setelah tanam. Kondisi ini mengakibatkan penggunaan lahan tidak efisien.

Penerapan usahatani kopi dengan model pola tanam campuran baik pada tanaman yang belum menghasilkan maupun yang telah menghasilkan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan, untuk meningkatkan tata guna lahan dan meningkatkan pendapatan petani. Model usahatani kopi dengan pola tanaman campuran baik dengan tanaman pangan, hortikultura, pakan ternak, tanaman penaung yang produktif dan jenis tanaman lainnya yang sinergis akan dapat meningkatkan ketahanan usahatani yang dilakukan.

Hal tersebut mendorong Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan pendampingan penanaman bawang merah asal biji sebagai tanaman sela di pertanaman kopi di Napu, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, yang berada pada ketinggian 1.314 m dpl pada 19 – 21 November 2020. Hadir pada kegiatan tersebut peneliti, penyuluh, litkayasa dan petani kopi Arabika.

Peneliti BPTP Balitbangtan Sulteng, Muchtar mengungkapkan bahwa penanaman tanaman sela di antara tanaman kopi merupakan salah satu strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian, sekaligus meningkatkan pendapatan usahatani. Untuk itu dimanfaatkan tanaman sela yang cepat menghasilkan, misalnya tanaman bawang merah.

Budidaya bawang merah, terangnya, tidak mengganggu tanaman kopi. Tanaman bawang perakarannya sangat dangkal, sehingga tidak terjadi rebutan unsur hara pada lahan yang sama, bahkan seperti terjadi simbiosis mutualisme antara kedua tanaman tersebut.

Selain itu sisa pupuk yang tidak terserap tanaman bawang juga akan terserap tanaman kopi dan membuat pertumbuhan tanaman kopi lebih baik. Tanaman bawang merah yang ditanam di sela tanaman kopi adalah bawang merah asal biji (true shallot Seeds/TSS) varietas Lokananta dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm.

Penggunaan TSS juga mempunyai beberapa kelebihan dibanding penggunaan bibit umbi, yaitu volume kebutuhan TSS lebih rendah (3-4 kg/ha) dari pada umbi bibit (1-1,5 ton/ha). Pengangkutan TSS lebih mudah dan lebih murah, menghasilkan tanaman yang lebih sehat karena TSS bebas patogen penyakit, dan menghasilkan kualitas umbi yang lebih baik.

Petani sangat antusias mengikuti pendampingan yang dilakukan BPTP Sulteng. Petani baru mengetahui bahwa di sela tanaman kopi dapat ditanam tanaman lainnya, sehingga dapat memperoleh hasil sebelum tanaman kopi menghasilkan.

Perwakilan Kelompoktani, Syafruddin mengapresiasi BPTP Sulteng yang telah membantu petani dalam penyediaan bibit tanaman sela. Ia berharap tanaman ini dapat menghasilkan dan meningkatkan pendapatan petani. (Sumber BPTP Sulteng)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author