Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Aceh pada tahun 2019 melaksanakan pilot project penanaman padi indeks pertanaman (IP) 300 seluas 500 hektare (ha) di dua Kecamatan yaitu: Kecamatan Indrapuri dan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar.
Di kecamatan yang sama yakni di desa Anuek Glee, Kecamatan Indrapuri, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh melakukan demonstrasi plot seluas lima hektare dengan menanam varietas unggul padi Inpari 32 HDB dan Inpari 42 sebagai percontohan.
Pencanangan tanam perdana pilot project IP 300 telah dilakukan oleh Plt Gubernur NAD Nova Iriansyah dan Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Kementerian Pertanian Dedi Nurayamsi pada April 2019.
Kondisi pertanaman kedua varietas saat ini memasuki fase generatif atau menjelang panen. Dari hasil pemantauan Kepala BPTP Aceh, M. Ferizal pada Sabtu (10/8/2019) dilaporkan bahwa tidak terjadi serangan wereng yang dapat mengakibatkan gagal panen seperti yang diberitakan beberapa media online.
“Kami telah mengamati langsung pertanaman Inpari 32 HDB dan Inpari 42 di lokasi demplot seluas 5 hektare dan kondisi pertanaman saat ini normal,” terang Ferizal.
Diakuinya ada serangan hama tikus, wereng dan burung tetapi masih di bawah ambang batas aman. Lebih lanjut Ferizal mengatakan bahwa kondisi cuaca yang terlalu panas tentu berpengaruh terhadap tingkat produksi, namun itu hal biasa terjadi di wilayah tersebut di saat musim gadu.
Akibat kondisi cuaca panas terlalu tinggi, terangnya, ada kurang lebih 0,3 ha (6%) yang mengalami kehampaan karena pada saat fase pengisian bulir, sehingga hasil panen berkurang di area ini dengan beberapa kendala lapangan tersebut.
“Diperkirakan saat panen yang akan dilaksanakan pertengahan bulan ini, petani yang mengelola lahan demplot lainnya masih bisa panen dengan estimasi hasil paling tidak 60-80% atau sekitar 5 ton/ha,” pungkasnya. (Shr)