Produk Pangan Sehat Bergizi dari Bekatul Padi

Jakarta, Technology-Indonesia – Bekatul padi yang selama ini dikenal sebagai pakan ternak, ternyata bisa diolah menjadi berbagai produk pangan yang menyehatkan dan bergizi. Produk-produk olahan bekatul telah dikenal dunia sebagai produk dengan sifat fungsional.

Bekatul berasal dari kulit ari butiran beras dan sebagian kecil endosperma berpati. Indonesia memiliki potensi ketersediaan bekatul padi yang tinggi. Setiap menggiling padi menjadi beras dihasilkan 6-7 persen bekatul.

Banyak orang menggambarkan bekatul sebagai limbah dengan bau tengik, apek, dan asam. Sebenarnya, bekatul memiliki karakteristik cita rasa yang lembut dan agak manis. Bau tidak sedap akan muncul jika bekatul mulai mengalami kerusakan.

Kandungan serat yang tinggi (20-27%), menjadi keunggulan tersendiri untuk mencegah penyakit kanker usus, jantung koroner, kegemukan, diabetes dan masalah pencernaan. Selain itu, bekatul mengandung karbohidrat cukup tinggi, yaitu 51-55 g/100 g dan protein yang sangat baik, yaitu 11-13 g/100 g. Zat gizi lain yang menonjol pada bekatul beras adalah lemak, kadarnya mencapai 10-20 g/100 g.

Bekatul juga kaya akan vitamin B kompleks dan vitamin E. Selain itu, bekatul merupakan sumber mineral yang sangat baik, setiap 100 gramnya mengandung kalsium 500-700 mg, magnesium 600-700 mg, dan fosfor 1.000-2.200 mg.

Balitbang Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, selama beberapa tahun terakhir telah menghasilkan berbagai teknologi untuk meningkatkan pemanfaatan bekatul sebagai produk pangan. Proses stabilisasi untuk memperpanjang umur simpan bekatul dan mencegah bau tengik, yang selama ini menjadi kendala dalam pemanfaatannya sudah dapat diatasi.

Tidak perlu khawatir dengan after taste dan aroma bekatul yang kurang enak. Dengan proses pengolahan yang tepat, sifat ini dapat diminimalisasi sehingga produk akhir yang dihasilkan tetap memiliki daya terima konsumen yang baik.

Kandungan seratnya yang tinggi menyebabkan bekatul memiliki sifat memperbaiki tekstur, stabilitas, ketebalan, gelling, dan emulsifying produk yang dihasilkan, khususnya untuk produk bakery seperti roti, biskuit dan cake. Dalam produk biskuit, bekatul dapat menggantikan tepung terigu hingga 40%, dan 15% untuk produk roti dan cake.

Tidak hanya untuk produk makanan, bekatul juga dapat dibuat menjadi produk minuman. Melalui teknologi proses yang diterapkan, bekatul dapat dijadikan minuman langsung diseduh, tanpa meninggalkan rasa kesat dikerongkongan. Produk minuman ini dapat dikombinasikan dengan madu dan mint atau jahe untuk menghasilkan rasa enak sekaligus meningkatkan manfaat kesehatannya.

Kandungan lemak dalam bekatul padi telah pula dikaji manfaatnya. Sebesar 10-23% minyak terkandung dalam bekatul memiliki sifat antioksidan yang penting. Bahan-bahan fitoseutikal seperti oryzanol, lesitin, tokoferol dan tokotrienol merupakan keunggulan tersendiri dari bekatul, dan dalam dunia pangan fungsional memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi.

Biasanya, petani menjual bekatul padi untuk pakan ternak dengan harga Rp. 2000 – Rp 2500/kg. Untuk itu, petani dan masyarakat dapat didorong menghasilkan produk-produk pangan modern dan bernilai jual tinggi sekaligus mengurangi konsumsi terigu.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author