Solok, Technology-Indonesia.com – Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) berhasil mengembangkan pisang Ina-03 yang sangat toleran penyakit layu fusarium, penyakit utama yang menyerang tanaman pisang segar. Pisang Ina-03 memiliki berbagai keunggulan yang mendekati pisang ideal seperti produktivitas tinggi dan berumur genjah.
Pemulia tanaman buah Balitbu Tropika, Edison HS mengungkapkan, pisang dengan varietas yang mendekati ideal di Indonesia masih terbatas. Saat ini hanya ada 5-8 varietas pisang yang mendekati ideal yaitu Ambon Hijau/Cavendish, Barangan, Mas, Raja, Ketan, Tanduk Candi, dan Kepok Kuning. Karena itu, kehadiran pisang Ina-03 tepat sebagai pilihan bagi para pekebun.
“Pisang ideal adalah berbatang pendek, berumur genjah, daun tegak, tangkai tandan panjang, tangkai buah relatif panjang, dan tahan terhadap organisme pengganggu tanaman,” terang Edison di Kantor Balitbu Tropika, Solok, Sumatera Barat pada Selasa (19/2/2019).
Lebih lanjut Edison menerangkan, Kegiatan perbaikan varietas pisang ini dipayungi RPTP/Proposal perbaikan klon pisang tahun 1989 – 2002. Kegiatan dimulai dengan studi pustaka, penggalian informasi lapang, dan pendalaman infomasi hibridisasi, anthesis serta biologi bunga pisang selama kegiatan berlangsung.
Pisang Ina-03 merupakan hasil perbaikan klon pisang olahan yaitu varietas Ketan 01 yang dirilis tahun 1998 dengan diploid Barif-0005 (Introduksi, dari INIBAP 1994). Pisang hasil silangan peneliti dari Balitbu Tropika ini diberi sandi Ina-03 (Indonesia-03).
Barif-0005 memiliki sifat berbiji, dalam satu buah bisa terdapat 50-63 biji. Namun, Barif-0005 tahan terhadap penyakit layu bakteri. Sementara, pisang Ketan 01 tidak berbiji, tapi tanamannya rentan terhadap layu bakteri. “Kami beruntung persilangan antara Ketan 01 dan Barif-0005 memperoleh keturunan yang lebih baik dari pada induknya,” tutur Edison.
Tinggi tanaman pisang yang ideal, menurut Edison, maksimal 2,0-2,25 meter, sehingga mudah pengelolaannya. Daun tegak sehingga dalam satuan luas dapat ditanam pisang lebih banyak karena daunnya tak saling menutupi. Sumber genetiknya ada pada pisang Ketan 01. Tangkai tandan panjang, lebih dari 50 cm, berguna agar buah tegak lurus sehingga bentuk buah bagus dan seragam.
Dengan begitu pekebun mudah mengemas dan memasarkan. Selain tandan, tangkai buah pun sebaiknya panjang sehingga buah rapat dan tidak tumpang-tindih. Contohnya Cavendish dan pisang Ambon Hijau.
Kriteria pisang ideal lainnya adalah tahan organisme pengganggu tanaman. “Indonesia terkenal sebagai gudang plasma nutfah pisang sekaligus penyakit. Sekitar 24 organisme pengganggu tanaman pisang ada di Indonesia,” terangnya.
Buah pisang Ina-03 siap panen saat berumur 8-9 bulan setelah benih tanam dan sudah berbunga pada umur 6,5 – 7 bulan. Sementara induknya, pisang Ketan 01, baru berbunga pada umur 8-9 bulan. Sejak bunga hingga panen, pisang rata-rata memerlukan 70-90 hari. Semakin cepat berbunga, makin cepat panen, lanjutnya.
Pisang Ina-03 menghasilkan buah 10-15 kilogram dengan 6-8 sisir per tandan. Rasanya manis dengan kadar kemanisan mencapai 28,5-29,0°Brix. Pisang bertekstur buah kenyal itu tahan simpan hingga 18 hari.
Keunggulan lain, Ina-03 toleran penyakit layu fusarium, penyakit utama yang menyerang tanaman pisang segar. Ina-03 juga toleran penyakit layu bakteri yang sering disebut penyakit darah.
Penyakit layu fusarium yang disebabkan jamur Fusarium oxysporum f.sp Cubense (Foc) sangat merugikan petani pisang dan pengusaha perkebunan tanaman pisang. Kerugian akibat penyakit ini dapat mencapai lebih dari 35%. Celakanya, cendawan itu dapat bertahan dalam tanah hingga 30 tahun.
Hasil uji di 3 lokasi yang terinfeksi cendawan fusarium di Jawa Barat dan Sumatera Barat membuktikan bahwa INA-03 tahan layu fusarium. “Pisang Ina-03 tetap tumbuh baik pada lahan yang terinfeksi cendawan itu,” tuturnya.
Edison berhadap kehadiran Ina-03 yang mendekati pisang ideal ini akan menjadi pilihan tepat bagi para pekebun.