Jakarta, Technology-Indonesia.com – Produktivitas cabai merah di Sumatera Barat (Sumbar) sudah lebih tinggi mencapai 10,55 ton/hektare (ha) dibanding produktivitas nasional yang hanya 8,74 ton/ha. Produktivitas ini masih dapat ditingkatkan bila petani cabai merah menerapkan Teknologi Proliga (Produksi Lipat Ganda) Cabai Merah yang dikembangkan Badan Pengkajian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
Hal tersebut disampaikan peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumbar, Atman Roja saat menjadi narasumber pada Diklat Agribisnis Cabai Untuk Petani Angkatan III di auditorium Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sumbar Bandarbuat Padang pada Selasa (24/8/2021).
Diklat digelar oleh UPTD Balai Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian (BPPP) Provinsi Sumbar pada 23-28 Agustus 2021. Diklat diikuti 30 petani dari Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung.
Salah satu materi diklat adalah memperkenalkan dan mempraktekkan inovasi teknologi cabai merah yang dikembangkan Balitbangtan di seluruh Indonesia. Atman Roja menerangkan bahwa teknologi Proliga Cabai Merah dapat meningkatkan produktivitas mencapai 20 ton/ha bahkan lebih.
Untuk mencapai produktivitas>20 ton/ha, menurut Atman Roja, ada beberapa komponen teknologi yang harus diterapkan. Diantaranya: menggunakan sistem persemaian sehat; menggunakan varietas unggul yang adaptif; meningkatkan populasi tanaman sampai 30.000 tanaman/ha; melaksanakan pengelolaan hara, tanah, dan air; dan pengendalian hama dan penyakit.
Teknologi Proliga ini difokuskan pada peningkatan produktivitas menjadi >20 t/ha, peningkatan efisiensi usahatani, dan mengurangi kerusakan/kehilangan hasil karena serangan hama dan penyakit sampai <10%. Produktivitas tinggi ini dapat dicapai bila petani melaksanakan budidaya sesuai yang direkomendasikan dalam diklat ini.
Dalam Diklat tersebut dipraktekkan cara menyiapkan benih sehat agar terhindar dari kerusakan akibat penyakit utama cabai merah (virus kuning/gemini dan virus-virus lainnya). Selain ini juga dipraktekkan cara-cara pinching (pemangkasan cabang apikal di pesemaian untuk merangsang munculnya cabang lateral), pengolahan lahan, pemupukan, dan tanam sistem tanam zig-zag 2:1.
Kepala UPTD BPPP, Rezky Hidayat mengharapkan agar petani peserta Diklat dapat menerapkan tambahan ilmu yang diperoleh selama diklat ini pada saat berusahatani cabai merah di daerah masing-masing. Pelaksanaan Diklat ini mendapat perhatian penuh dari peserta, terbukti dengan antusiasnya mereka dalam berdiskusi dan melaksanakan praktek.