Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat terus mendorong peningkatan produksi benih padi. Salah satunya, melalui program pengembangan benih unggul padi varietas Inpari 32 dan Inpari 42 serta teknologi Balitbangtan di lahan seluas 11 hektare (ha).
Program ini dilaksanakan di Kelompok Tani Tirta Rahayu, Desa Sukanagara, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran dan berhasil melaksanakan panen di musim tanam 3 (MT 3) yang sebelumnya petani belum pernah tanam. Keberhasilan ini disaksikan bersama-sama dalam kegiatan temu lapang dan panen pengembangan benih unggul padi dan teknologi Balitbangtan pada Minggu (12/12/2021).
Acara dihadiri Anggota Komisi IV DPR-RI Dapil Jabar X, Asep A. Maoshul Affandy; Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Yiyi Sulaeman; Kepala Dinas Pertanian Kab. Pangandaran, Sutriaman; Tim BPSB TPH Prov. Jabar; Camat Padaherang; Kepala Desa Sukanagara; Kapolsek dan Danranmil Kec. Padaherang; PPL dan PPS Kab. Pangandaran; pengurus dan anggota Kelompok Tani Tirta Rahayu; serta petani di sekitar Kec. Padaherang.
Pengurus Kelompok Tani Tirta Rahayu, Ali Hasbulloh mengungkapkan adanya beberapa permasalahan yang dihadapi, terutama ketersediaan air, hama, dan penyakit. “Namun dengan mengikuti petunjuk dan arahan dari BPTP dan PPL permasalahan tersebut bisa diatasi, akhirnya kami bisa panen di MT3 ini,” tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa panen perdana di MT 3 ini berhasil dicapai berkat kerja keras dan dukungan bantuan dari Anggota Komisi IV DPR-RI Dapil Jabar X, pendampingan tim BPTP Jawa Barat, pemerintah setempat, serta kerjasama antar anggota kelompok tani.
Penanggungjawab Kegiatan, Yanto Surdianto menyampaikan terdapat tiga aspek pendampingan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini. Mulai dari aspek teknis, pengenalan teknologi Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL), pendampingan dari aspek kelembagaan dan administrasi kelompok, serta aspek pemasarannya.
Menurutnya, kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar berkat dukungan dari pemerintah setempat, termasuk Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran. “Sistem kerjasama kolaborasi antara BPTP Jabar dengan Komisi IV DPR-RI seperti ini menurut saya sudah paling tepat. Jadi tidak berupa bantuan saja, tapi juga berupa pendampingan dan pembinaan yang sangat dibutuhkan oleh petani” ujar Sutriaman, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran.
Kepala BPTP Jabar, Yiyi Sulaeman menyampaikan apresiasi atas inisiasi Komisi IV DPR-RI sehingga terlaksananya kegiatan ini yang bisa membawa manfaat bagi petani dan masyarakat. “Suatu keberhasilan yang tadinya biasa nanam hanya 2 kali, sekarang bisa berhasil panen di MT3. Mulai dari hal kecil, bertahap, ke depannya akan lebih baik,” katanya.
Yiyi menyebutkan kegiatan ini kegiatan multifungsi. BPTP Jawa Barat bisa mengaplikasikan teknologi dan mendapatkan umpan balik, sinergi dengan Dinas Pertanian untuk peningkatan produktivitas. Untuk para penyuluh bisa menjadi wadah pembelajaran, sementara untuk petani bisa meningkatkan pendapatannya karena yang tadinya tidak tanam, sekarang bisa panen dan mendapatkan penghasilan.
Keberhasilan panen di MT 3 ini membuat Anggota Komisi IV DPR-RI Dapil Jabar X, Asep A. Maoshul Affandy kagum dan menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang sudah bekerja keras dalam kegiatan ini. “Saya kagum, karena ini tidak biasa, bahkan luar biasa. Harapan saya ke depan, masyarakat Padaherang bisa semakin sejahtera dari segi pertaniannya”.
Ia sangat mendukung penerapan Teknologi BPRL melalui himbauannya kepada petani untuk melarang petani membakar jerami di lahan dan menghimbau untuk tidak bergantung pada pupuk anorganik, dan berharap petani bisa mandiri pupuk dari sumberdaya yang sudah ada.
Antusias dan semangat dari petani sekitar terlihat pada sesi diskusi yang dipimpin oleh Tim BPTP Jabar, Nana Sutrisna. Berbagai saran, masukan, dan permohonan pendampingan disampaikan oleh para peserta Temu Lapang yang menjadikan diskusi yang menarik.
Dengan penerapan Teknologi BPRL, hasil ubinan padi yang diperoleh pada MT 3 rata-rata mencapai 4,8 ton/ha gabah kering panen (GKP). Hasil ini memang belum mencapai produksi yang maksimal mengingat banyak sekali kendala dan tantangan yang dihadapi.
Namun ini semua menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi para petani dan memberikan motivasi kepada para petani bahwa petani mampu untuk mewujudkan panen di MT 3.