Permintaan Jeruk Dalam Negeri Meningkat di Masa Pandemi Covid-19

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pandemi Covid-19 meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya hidup sehat. Masyarakat kerap melakukan segala cara agar terhindar dari serangan coronavirus. Mulai dari rutin berolahraga, mengonsumsi makanan yang lebih sehat, hingga membeli produk-produk kesehatan.

Direktur Buah dan Flori Direktorat Jenderal Hortikultura, Liferdi menyampaikan hal tersebut dalam webinar bertema “Tantangan dan Peluang Agribisnis Jeruk di Masa dan Pasca Pandemik Covid 19” pada Rabu (10/6/2020). Webinar yang digelar oleh Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro) Badan Litbang Pertanian ini diikuti sekitar 1400 peserta yang terdiri dari praktisi, akademisi, petani, peneliti, dan pelaku agribisnis lainnya.

Liferdi mengatakan, di masa pandemi Covid-19, permintaan akan buah-buahan juga meningkat, khususnya buah yang mengandung Vitamin C yang tinggi seperti Jeruk. Kandungan Kandungan vitamin C pada jeruk sebesar 53,2 mg per 100 g. Selain itu terdapat antioksidan, flavanoid, beta karoten dan hesperidin yang berfungsi sebagai pembentuk antibodi tubuh dan dapat meningkatkan imunitas tubuh.

“Hal ini menjadikan permintaan jeruk dalam negeri pun semakin meningkat di masa Covid-19 saat ini dan memberikan peluang untuk lebih dikembangkan,” lanjutnya.

Sementara, Kepala Balitjestro, Harwanto menjelaskan bahwa pihaknya ikut berkontribusi di masa pandemi dengan memperkenalkan pemasaran online melalui bimbingan teknis online, dan riset potensi jeruk (kulit buah dan daging) sebagai pencegahan virus corona. Balitjestro juga mengolah kulit jeruk yang dianggap sebagai limbah menjadi minyak atsiri.

Terkait penyediaan aneka ragam jeruk di tanah air, Harwanto mengatakan saat ini telah terdaftar berbagai varietas unggul substitusi impor. “Diantaranya keprok JOP, Ortaji, Orinda Agrihorti, DN Sabilulungan, Siam Banjar, Topazindo Agrihorti, Soe 86 Agrihorti, Krisma Agrihorti, keprok RGL, dan masih banyak lainnya,” tambahnya.

Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry juga telah menegaskan bahwa pengembangan jeruk asli Indonesia akan terus digenjot untuk dapat bersaing dengan jeruk impor.

“Kualitas jeruk kita lebih baik, lebih segar, lebih manis. Dengan adanya pengembangan buah jeruk oleh Kementerian Pertanian di Balitjestro, Batu, Jawa Timur, produksi jeruk di Indonesia diupayakan terus meningkat dengan kualitas ekspor yang tidak kalah dengan jeruk negara lain,” ujar Fadjry.

Disisi lain, Business Development Manager PT Laris Manis Vendi Tri Suseno mengungkapkan bahwa preferensi konsumen Indonesia umumnya memilih jeruk untuk dikonsumsi langsung, baik peras maupun olah. Sekitar 90% konsumen meminta tingkat brix yang tinggi. “Konsumen sebenarnya tidak mengharuskan jeruk berwarna kuning atau oranye, mereka juga menyukai jeruk berwarna hijau, selama rasanya manis”, ungkapnya.

Petani jeruk di lereng Gunung Lawu, Muhtar Efendi menjelaskan bahwa wilayahnya telah mengembangkan jeruk lemon dan Dekopon /DN Sabilulungan. Lemon segar ini telah dipasarkan 5 ton/bulan, berasal dari kebun sendiri dan petani binaan, dengan area pemasaran ke Solo dan Yogyakarta.

Selain itu, sari buah lemon penjualannya 1500 botol/bulan, 1000 liter/bulan curah, dengan pemasaran online dan offline. “Kami juga memanfaatkan limbah kulit lemon untuk membuat tepung kulit lemon sebagai lulur mandi dengan kapasitas 300 – 400 botol/bulan melalui pemasaran online dan offline,” lanjutnya.

Dari diskusi selama webinar ini terlihat sinergi antar stakeholder mulai dari penentu kebijakan, petugas, pelaku agribisnis, dan pelaksana langsung di lapangan. Kedepan diharapkan agribisnis jeruk semakin berkembang dan mampu mensubstitusi buah impor di pasaran. (Balitjestro/ aminuddin fajar)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author