Peragi Fokus Tingkatkan Daya Saing Komoditas Pertanian

Bogor, Technology-Indonesia.com – Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) sebagai wadah untuk menyatukan gerak dalam pengembangan profesi dan ilmu agronomi (teknik budi daya tanaman), memiliki potensi besar dalam membangun pertanian Indonesia melalui peran sebagai agronom modern, sehingga produktivitas dan daya saing pertanian meningkat.

“Sebagai bagian dari mitra kerja pemerintah, Peragi merasa sangat berkepentingan untuk memberi masukan terhadap program-program pembangunan pertanian, khususnya di bidang peningkatan kapasitas sumber daya manusia ke arah peningkatan daya saing produk petanian Indonesia di pasar global dan mewujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045,” kata Ketua Umum Peragi, Andi Muhammad Syakir dalam Seminar Nasional Peragi di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor pada Selasa (24/9/2019).

Seminar bertema “Akselerasi Smart Farming Era Industri 4.0” ini digelar oleh Peragi bekerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Seminar dibuka secara resmi oleh Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman seusai memaparkan capaian-capaian Kementan selama empat tahun terakhir.

Peragi menilai bahwa selama empat tahun terakhir Kementan berhasil meletakkan landasan yang sangat kuat untuk membangun pertanian modern di masa depan. Modernisasi pertanian yang salah satunya diwujudkan melalui penyebaran alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif kepada petani di seluruh pelosok Indonesia. Alsintan tersebut terbukti memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi padi dan jagung.

“Bahkan Bapppenas melalui kajiannya membuktikan bahwa peningkatan belanja Kementan sebesar 1% untuk Alsintan dan input produksi, mampu mendorong perekonomian sektor pertanian di daerah sebesar 0,33%,” terangnya.

Fakta ini menunjukkan bahwa inovasi anggaran Kementan yang diarahkan pada pertanian modern telah memberikan manfaat nyata terhadap pelaku usaha pertanian, utamanya petani di daerah. Namun upaya pemberdayaan petani dari sisi peningkatan keterampilan dan penguatan permodalannya, menurut Syakir masih perlu mendapat porsi pembinaan yang memadai.

Upaya-upaya pendampingan untuk petani oleh para penyuluh dan para pendamping swasta masih perlu ditingkatkan, agar petani dapat mengaplikasikan inovasi teknologi secara lebih efektip dan efisien.

Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi digital, telah mengkondisikan dunia untuk memasuki era industri 4.0. Di sektor pertanian, aplikasi industri 4.0 yang berbasis internet banyak digunakan untuk pengembangan precision farming. Teknik budi daya pertanian presisi mengkondisikan budi daya pertanian dijalankan sesuai dengan kebutuhan tanaman secara cepat dan tepat.

Budi daya pertanian pada era industri 4.0 nantinya akan ditentukan oleh ketersediaan data yang besar (big data), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan kreativitas (creativity). Melalui ketiga syarat tersebut, budi daya pertanian akan berkembang ke arah pemenuhan pangan yang sesuai dengan kebutuhan individu, ramah lingkungan, efisien, dan efektif. Dengan demikian diharapkan para generasi milenial lebih tertarik untuk menekuni usaha pertanian dalam menunjang ekonomi keluarganya.

Peragi memiliki potensi besar dalam membangun pertanian Indonesia melalui peran sebagai agronom modern, sehingga produktivitas dan daya saing pertanian meningkat. Kiprah Peragi semakin terbantu dalam mengakselerasi penciptaan teknologi dalam bidang agronomi, sejak Kementan mencanangkan pertanian modern dan soft launching teknologi 4.0 beberapa waktu lalu.

“Upaya nyata Kementerian Pertanian dalam memodernisasi sektor pertanian memotivasi kami untuk lebih meningkatkan lagi profesionalisme para sarjana agronomi agar mampu menjadi penopang dan penghela dalam upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian,” ungkapnya.

Peningkatan daya saing komoditas pertanian, lanjutnya, menjadi salah satu fokus Peragi karena hal tersebut merupakan prasyarat penting untuk bersaing dengan negara lain. Terkait daya saing, Peragi akan berperan melalui pengembangan teknologi budi daya yang dapat meningkatkan efisiensi produksi, sehingga selain dapat mendorong produktivitas juga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Aspek lain yang mendapat perhatian Peragi adalah perbenihan yang merupakan kunci utama untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk pertanian. Untuk itu, sistem perbenihan harus diarahkan untuk menghasilkan benih yang berkualitas, mudah diakses dan sesuai dengan preferensi petani, serta tersedia pada saat dibutuhkan.

“Seiring dinamika perubahan iklim, Peragi juga mendorong peran bioteknologi untuk menghasilkan benih yang toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik. Melalui dukungan terhadap perbaikan sistem perbenihan, upaya menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045 dapat diwujudkan,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author