Pengendalian Lalat Buah Skala Luas Pada Tanaman Jeruk

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lalat buah masih menjadi momok para petani buah termasuk petani jeruk. Serangan lalat buah bisa menyebabkan kerugian dan menghambat peningkatan produksi dan mutu buah. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan.

Buah yang terserang mudah dikenali dengan adanya perubahan warna kulit di sekitar tanda sengatan dan terjadinya pembusukan buah dengan cepat.

Meskipun sudah ada teknologi untuk pencegahannya, selama tidak dilakukan dalam skala kawasan, kerusakan akibat lalat buah sulit ditanggulangi. Karena itu, pengendalian hama lalat buah ini terus dikembangkan cara yang paling efektif dan terjangkau.

Otto Endarto dan peneliti Hama dan Penyakit dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) lainnya pada 11-13 Juni 2021 melakukan perlakuan pengendalian lalat buah di petani jeruk di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hama lalat buah di wilayah ini dirasa sudah mulai meresahkan.

Kegiatan ini merupakan rangkaian Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) Jeruk 2021 yang dilakukan di Sumatera Barat, Kalimantan Barat dan Jawa Timur.

Persiapan di mulai pada Jumat (11/6/2021) dengan menentukan lokasi di Desa Petung sewu, Dau. Hasil penentuan lokasi kegiatan mengacu pada standar international yang telah dilakukan di tanaman Mangga. Untuk luasan diperkecil yaitu ditentukan seluas 1 haktare (ha) masing-masing perlakuan.

Dalam kawasan jeruk ditentukan 8 titik koordinat yang terbagi, 4 titik di lokasi hamparan jeruk, 4 titik dilakukan di lokasi dekat pemukiman. Penentuan titik ini akan terlihat di data nantinya, sejauh mana pengaruh lokasi tersebut terhadap serangan lalat buah.

Pada Sabtu (12/06), dilakukan pemasangan trap stainer pada 8 titik koordinat yang sudah ditentukan. Tujuan dari pemasangan trap untuk mengetahui kondisi saat ini populasi lalat buah/hari sebelum dilakukan aplikasi. Diskusi juga dilakukan dengan petani pemilik lahan untuk memberi informasi rencana kegiatan pengendalian lalat buah skala luas berbasis hamparan.

Pada hari ketiga, Minggu (13/6/2021), dilakukan koordinasi dengan penyuluh dan ketua kelompok Tani untuk memberikan gambaran bagaimana nanti pengendalian lalat buah harus dilakukan Bersama-sama untuk mencapai hasil optimal.

Pada pekan berikutnya direncanakan adanya sosialisasi dengan kelompok tani yang terlibat dengan kegiatan dengan petugas POPT, Penyuluh dan Kepala desa untuk memberikan persepsi yang sama tentang kegiatan pengendalian lalat buah yang akan dilakukan berbasis kawasan. (Sumber Balitjestro)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author