Pengembangan Tanaman Pakan Ternak di Lahan Bekas Tambang Timah

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) melakukan penelitian pengembangan tanaman pakan ternak (TPT) di lahan bekas tambang timah di Bukit Kijang, Bangka Tengah. Lahan bekas tambang timah yang relatif luas berpotensi untuk pengembangan TPT sebagai sumber hijauan pakan, penutup tanah, pengontrol erosi, sumber bahan organik, biomasa energi, dan agen fitoremediasi.

Kondisi lahan bekas tambang timah, teksturnya dominan pasir dengan kapasitas memegang air (water holding capacity) rendah. Tanah cepat kering dan tanaman mudah mengalami kekeringan. Kondisi tanahnya memiliki tingkat kesuburan sangat rendah, tidak stabil, aktivitas mikroba tanah rendah, struktur tidak stabil dan sangat miskin bahan organik.

Untuk itu, pengelolaan lahan bekas tambang timah untuk menjadi area yang lebih produktif memerlukan strategi. Petani-peternak di wilayah lahan bekas tambang biasanya menggunakan rumput liar, limbah pertanian, sebagai sumber pakan ternaknya.

Budidaya tanaman pakan ternak di lahan bekas tambang timah dapat dilakukan dengan membuat lubang tanam ukuran 20 x 20 cm dengan kedalaman 20 – 25 cm. Masukkan pupuk kandang ke dalam lubang sebanyak 2 kg/lubang atau 24 ton/ha, pupuk KCl dan TSP masing masing 100 kg/ha (5 gram/lubang), dan urea 200 kg/ha (10 gram/lubang).

Bahan tanam berupa rumput stek, anakan, dan sobekan rumpun dapat ditanam langsung di lapang. Untuk bahan tanam stek pilih batang yang tidak terlalu muda dan potong 2 – 3 buku. Posisi tanam 30 – 40 derajat dengan 1 – 2 buku masuk ke dalam tanah.

Untuk bahan tanaman anakan, tiap lubang digunakan 2 – 3 anakan. Jarak tanam antar lubang sekitar 0,5 x 0,5 m. Setelah ditanam perlu dilakukan penyiraman. Jika menanam leguminosa, ditanam dengan biji dan disemaikan di polybag selama 2 bulan.

Setelah penanaman, gulma harus dibersihkan secara rutin. Pemanenan awal pada umur 3 bulan dan Interval panen 60 hari dengan tinggi potong 10 – 15 cm. Pengamatan meliputi produksi dan kualitas hijauan serta kandungan logam

Produksi hijauan pakan di lahan bekas tambang timah, daya dukung untuk ternak sapi adalah 6,3 – 13,6 ST (satuan ternak)/tahun/ha. Kualitas hijauan di lahan tambang timah protein kasar rumput 6,0 – 10,19%,leguminosa 18,4 -29,0%, kecernaan bahan kering rumput 73,56% dan leguminosa 82,14%.

Jenis pakan ternak yang adaptif pada lahan bekas tambang timah adalah Arachis pintoi (Kacang Pinto), Clitoria ternate (Kembang Telang), Stylosanthes guiyannensi (Stilo), Pennisetum purpureum cv Taiwan, Pennisetum purpureum cv Mott (Rumput Gajah) dan Indigofera Zollengeriana.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author