Pengembangan Kedelai Detam 1 untuk Industri Kecap di Pasuruan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) mendapat mandat dari Balitbangtan, Kementerian Pertanian untuk melakukan pengawalan dan pendampingan kegiatan pengembangan varietas unggul kedelai di Jawa Timur. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kembali sentra kedelai di Jawa Timur dan memberikan dampak nyata bagi pemulihan ekonomi masyarakat petani.

Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, terpilih sebagai calon lokasi pengembangan kedelai hitam pada musim tanam Juli-Agustus 2021. Berdasarkan arahan Diperta Pasuruan, Kecamatan Pandaan merupakan sentra kedelai yang memiliki 10 desa, dan setiap tahun menanam kedelai dengan luasan total 553 hektare (ha) dengan hasil 737,2 ton dan produktivitas rata-rata 1,3 ton/ha.

Kedelai hitam dikembangkan karena sebelumnya tim Balitkabi melalui jelajah inotek akabi telah mengumpulkan informasi dari perusahaan kecap di Jawa Timur. Salah satunya UD. Mustika Digdaya (Probolinggo) yang mengalami kesulitan mendapatkan pasokan kedelai hitam secara kontinyu. Disisi lain, varietas unggul kedelai hitam seperti Detam 1, Detam 2, Detam 3, dan Detam 4 yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan, cocok digunakan sebagai bahan baku kecap.

Untuk itu Forum Group Discussion (FGD) dan sosialisasi kegiatan pengembangan varietas kedelai hitam dilaksanakan di Balai Desa Kebonwaris, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan pada Selasa (15/6/2021). Acara ini dihadiri tim peneliti dan bidang kerjasama Jasa Penelitian Balitkabi, Kelompok Tani Sidodadi, Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, penyuluh lapangan, Mantri Tani, serta stake holder yang menyerap hasil panen, yaitu UD. Mustika Digdaya.

Peneliti Balitkabi, Runik Dyah Purwaningrahayu pada pembukaan acara meminta dukungan dan kerjasama dari petani kedelai agar kegiatan pengembangan varietas unggul baru (VUB) kedelai hitam berhasil. Selanjutnya akan dilakukan pendampingan dan pengawalan sejak awal persiapan tanam sampai panen, agar diperoleh hasil yang optimal, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Kepala Desa Kebonwaris M. Cholik beserta jajarannya juga siap mendukung suksesnya program ini. Tugas petani adalah memproduksi Detam 1 dengan sebaik-baiknya, sedangkan pengusaha diharapkan dapat menyerap hasil produksi petani dengan harga saling menguntungkan.

Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan yang diwakilli Kabid Tanaman Pangan, Agus Yasit menyampaikan jika petani daerah Desa Kebonwaris memang merupakan petani kedelai sejak turun temurun dan termasuk petani maju, karena telah mengadopsi teknologi budidaya. Harapannya, jika saat ini rata-rata produktivitas masih 1,3 ton/ha, dengan penggunaan varietas unggul dan penerapan teknologi budidaya secara tepat akan diperoleh peningkatan produktivitas hingga di atas 2 ton/ha.

Petani merasa gembira dengan adanya program ini, dan mengharapankan agar bisa berkesinambungan dan saling menguntungkan antara petani dengan pengusaha yang membeli hasil panen.

Pihak pengusaha kecap UD. Mustika Digdaya mengucapkan terima kasih kepada Balitkabi dengan adanya program pengembangan kedelai hitam. Pihak pengusaha berjanji akan menyerap semua hasil panen petani atas dasar saling menguntungkan kedua belah pihak.

Varietas Detam 1 adalah bahan baku utama dalam produksi kecap cap Kipas Sate, dengan keunggulan kandungan protein tinggi dan menghasilkan kualitas kecap lebih tahan lama dibandingkan varietas lain.

Ia mengharapkan bahwa petani dapat mengembangkan varietas ini dengan ketentuan tetap menjaga kualitas biji yang dihasilkan, sehingga pada tahun-tahun berikutnya dapat dilakukan kerjasama secara berkesinambungan dalam memproduksi Detam 1 sebagai bahan kecap.


Protein Tinggi

Kecap dari kedelai hitam tidak hanya memiliki kandungan protein tinggi, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan karena kandungan pigmen hitam yang terdapat pada kulit biji, dan berpotensi sebagai sumber antosianin yang baik karena didominasi oleh kandungan cyanidin-3-glukosida dan delphinidin-3-glukosida.

Untuk memperkuat penyediaan kedelai hitam, pada 2008, Balitbangtan melepas varietas Detam 1 dan Detam 2. Detam 1 memiliki potensi hasil hingga 3,45 ton/ha, ukuran biji besar (14,84 g/100 biji) dan kandungan proteinnya sangat tinggi (45,36% bk). Detam 1 menjadi varietas kedelai hitam pertama berukuran biji besar dan menjadi varietas kedelai berkandungan protein tertinggi.

Detam 2 memiliki ukuran biji sedang, kandungan protein mencapai 45,58% bk, dan menjadi varietas kedelai hitam dengan kandungan protein sangat tinggi, sekaligus galur bersangkutan agak tahan kekeringan. Semakin tinggi protein biji kedelai, kadar protein kecap yang dihasilkan juga semakin tinggi. (Sumber Balitkabi)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author