Panen Perdana Padi di Lokasi Endemik Wereng

Technology-Indonesia.com – Meskipun daerahnya terserang Wereng Batang Coklat (WBC), warga Dusun Kutowinangun, Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas menggelar panen padi perdana pada Minggu (14/1/2018) dengan hasil yang baik. Keberhasilan ini berkat pendampingan dan pengawalan Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui paket teknologi Jarwo Super WBC.
Teknologi Jarwo Super WBC merupakan paket teknologi yang meliputi penggunaan varietas unggul toleran terhadap WBC yakni Inpari 13, Inpari 31 dan Inpari 33. Pola tanam yang dilakukan adalah Jajar Legowo (Jarwo) 2:1. Selain itu digunakan pestisida nabati (Bioprotektor), pupuk hayati (Agrimeth) dan Bio-dekomposer (DSA).
Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Andriko Noto Susanto mengatakan hasil panen pada hamparan padi seluas 350 hektar cukup baik. Percepatan tanam di lokasi endemis WBC ini tidak bermasalah, dimajukan satu bulan lebih awal tampaknya baik.
“Petani sangat yakin provitas-nya meningkat melihat keragaan padi Jarwo Super WBC. Terbukti hasil ubinan saat panen perdana tersebut untuk Inpari 13 sebanyak 8.96 ton/hektar GKP (Gabah Kering Panen) dengan KA (Kadar Air) 24 % dan Inpari 33 sebanyak 10.25 ton/ha GKP  dengan KA 30.8%,” terang Andriko.
Sebelumnya,  masyarakat Desa Tinggarjaya menerapkan pola tanam padi-padi- palawija/bera. Awal tanam padi biasanya pada bulan Nopember akhir (Masa Tanam I) dengan sistem tanam Jarwo 4:1. Dosis pupuk yang digunakan, Urea 200 kg/hektar, NPK 300 kg/hektar. Varietas yang banyak ditanam adalah Ciherang, Mekongga, dan Logawa.
“Serangan WBC mengakibatkan penurunan hasil provitas dari rata-rata 6 ton/hektar GKP menjadi 4,5 ton sampai dengan 5 ton/hektar GKP. Serangan WBC pada tahun 2017 mengakibatkan puso seluas 3-4 hektar,” lanjutnya.
Menurut Andriko, sesudah penerapan teknologi Jarwo Super WBC, petani merasakan Jarwo 2:1 lebih baik. Petani juga tertarik dan mau menanam Inpari 33 pada musim berikutnya.
“Saat penerapan teknologi ini, ternyata tidak ditemukan gejala WBC. Hama yang kemarin menyerang tanaman, hama putih palsu (kurang lebih 2 hektar) dan walang sangit, tetapi bisa diatasi,” ungkap Andriko
Panen perdana ini juga dihadiri Kapusluhtan, perwakilan Dinas Pertanian Provinsi, Dandim, Kepala BBPP Batu, perwakilan BPTP Jateng, Kepala SubDivre Bulog Banyumas dan Camat serta petani yang bergabung dalam Kelompok Tani Bumi Jaya di Desa Tinggarjaya.
Kasub Divre Bulog mengatakan stok beras Bulog masih tersedia untuk 4 sampai 5 bulan kedepan. Operasi pasar sedang dilakukan demikian juga serap gabah tetap jalan.
Dandim yang ikut mengawal kegiatan ini mengapreasi kolaborasi yang terjalin. Awalnya saat memulai kegiatan kondisi irigasi sedang dalam perbaikan, namun dengan tekat yang kuat memerintahkan agar pengolahan lahan dapat didahulukan dan hasilnya terbukti baik.
“Kita tunjukkan prestasi dapat menghalau serangan WBC. Kerja keras yang terukur untuk selalu tanam dan panen dan panen lagi. Hari ini petani di Banyumas sedang berbahagia menikmati harga yang bagus Rp 5.400.-. Jangan biarkan kebahagiaan ini cepat berlalu,” pungkasnya.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author