Panen Padi dan Ikan di Lahan Tergenang

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Musim panen di Kalimantan Tengah (Kalteng) kali ini tidak hanya terjadi di lahan sawah irigasi, rawa pasang surut, rawa lebak dan lahan kering, tetapi juga di lahan sawah yang tergenang air tinggi. Pilihan menyegerakan panen harus dilakukan untuk mewaspadai gagal panen setelah terendam genangan air.

Situasi ini terjadi di Kelurahan Montallat II, Kecamatan Montallat, Kabupaten Barito Utara. Lahan seluas lebih dari 32 hektare (ha) di desa tersebut tergenang dengan ketinggian air 70-95 cm akibat banjir dari hulu sungai Barito sejak seminggu menjelang panen. Ancaman kegagalan panen mencemaskan petani. Beruntungnya, di wilayah tersebut sawah ditanami varietas Inpari 30 benih dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng.

Dibilang beruntung karena varietas Inpari 30 dikenal sebagai jenis padi yang lebih tahan pada cekaman genangan air hingga panen tetap bisa dilakukan walaupun malai telah tergenang air selama 9 hari. Fakta tersebut diungkapkan Yatmo, petani desa Montalat pada Sabtu (18/4/2020) melalui sambungan telepon. “Inpari 30 ini dapat tumbuh berkembang di lahan sawah petani yang mempunyai sistem drainase kurang baik atau sering tergenang,” ujarnya .

Dengan kondisi ini, petani di Desa Montalat kerapkali melakukan budidaya mina padi. Menurut mereka varietas padi Inpari 30 mampu tumbuh baik pada tipologi lahan di wilayah tersebut. Selain itu, ada yang unik di areal pertanaman padi desa ini, kondisi genangan menjadi habitat yang baik bagi ikan-ikan sungai berkembang di lahan sawah.

Saat luapan banjir sungai Barito, ikan bermigrasi ke lahan-lahan sawah atau kontur lahan yang lebih rendah. Pada saat musim panen padi seperti saat ini, petani juga bisa memanen ikan. Tidak ada alat panen khusus yang dapat digunakan oleh petani di lahan yang tergenang air, kecuali sabit.

Belum ada alat yang dapat menghindarkan bulir agar tidak basah, kecuali melakukan dengan penuh kehati-hatian. Untuk mengeringkan hasil panen, secara sederhana petani menjemurnya di sepanjang jempatan yang ada di sekitar lahan mereka. Setelah itu mereka baru mengangkut dan merontokannya.

Paham akan kondisi dan kebutuhan wilayah, sejak tahun 2014 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui BPTP Kalteng telah mendiseminasikan beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) padi irigasi dan padi ladang/gogo di Kabupaten Barito Utara. Diantaranya yang cukup berkembang adalah varietas Inpari 30 yang memiliki potensi hasil tinggi rata-rata sampai dengan 7,2 ton/ha serta tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik.

Kepala BPTP Kalteng, Syamsuddin di tempat terpisah mengatakan Balitbangtan Kementan melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah menghasilkan lebih dari 300 VUB padi Inbrida dan Hibrida. Perakitan VUB disesuaikan dengan prevelensi rasa nasi masyarakat dan kondisi lingkungan tumbuh yang ada di Indonesia.

“Sementara di Desa Montallat ini kita terapkan varietas dan teknologi lainnya yang sesuai dengan karakteristik spesifik lokasi lahan disini,” tambahnya.

Hal tersebut senada dengan arahan Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry yang terus menginstruksikan kepada UK/UPT Badan Litbang Pertanian untuk melakukan diseminasi dalam skala luas dan dapat menjangkau petani di seluruh Indonesia. “Utamanya bagaimana mengoptimalkan peran UPBS (Unit Pengelola Benih Sumber) di seluruh BPTP Balitbangtan,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kab. Barito Utara, Setia Budi menyebutkan panen kali ini adalah panen yang penuh berkah, karena terjadi di tengah adanya wabah corona virus. Hasil padi yang diperoleh warga cukup baik yakni 3,3 ton/ha untuk tanaman padi yang tergenang banjir. “Selain itu panen kali ini terjadi di mana-mana termasuk di lahan kering yang dominan di Kab. Barito Utara,” imbuhnya.

Menurut Setia Budi, saat ini lahan sawah disekitar alur DAS Barito terdapat ratusan hektare sawah seperti Kecamatan Montallat yang terancam gagal panen karena genangan. “Walaupun para petani ini sudah masuk dalam Asuransi Usaha Tani Padi dan dapat pergantian (asuransi) jika mengalami gagal panen, akan tetapi kerugian kita adalah produksi padi kita untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ikut hilang,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, Kalteng memliki luas lahan kering 7,7 juta ha. Salah satunya berada di Barito Utara yang berpotensi dikembangkan untuk meningkatkan produksi pertanian. “Selain itu teknologi mina padi di lahan sawah irigasi ini dapat menjadi solusi tambahan pendapatan petani di saat covid-19,” tutupnya. (BPTP Kalteng/Susilawati & Dedy Irwandi)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author