Jakarta, Technology-Indonesia.com – Bawang putih merupakan salah satu komoditas sayuran strategis dari sekian banyak komoditas hortikultura. Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan swasembada bawang putih pada tahun 2024 melalui Kebijakan Wajib Tanam dan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Untuk pemenuhan swasembada bawang putih tersebut, Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada Tahun Anggaran 2021 melaksanakan Demfam Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) bawang putih di beberapa sentra pengembangan. Salah satunya di Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah seluas 1,5 hektare.
Pada Kamis (30/9/2021) dilaksanakan panen bersama di RPIK Bawang Putih di Desa Nglebak yang merupakan kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Jawa Tengah.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kapuslitbang Hortikultura Balitbangtan Taufiq Ratule, Distanbun Jawa Tengah, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Karanganyar, Camat Tawangmangu, BPSB Jawa Tengah, Kepala BPTP Jawa Tengah, Kepala Balitsa Lembang, Penyuluh Pertanian, POPT, Oftaker Bawang Putih, Penangkar bawang putih dan petani pelaksana kegiatan.
Pengembangan RPIK melalui Demfarm teknik proliga dengan best practice budidaya dan penggunaan varietas unggul Lumbu hijau dan Tawangmangu diharapkan dapat menghasilkan bawang putih berumbi besar dan produktivitas tinggi sehingga dapat bersaing dengan bawang putih impor. Kegiatan RPIK bawang putih ini ditujukan untuk mendapatkan produk bawang putih dengah ukuran umbi besar (> 4 cm) atau produktivitas lebih dari 20 ton/ha.
Beberapa upaya yang dilakukan, antara lain: merekayasa varietas umbi besar dan teknologi perbanyakan benih untuk menghasilkan bawang putih berumbi besar, varietas umbi besar hasil eksplorasi dan perbaikan teknologi perbanyakan benih secara konvesional. Upaya lainnya adalah merekayasa teknologi perbanyakan benih melalui somatic embryogenesis (SE), rekomendasi kebijakan pengembangan bawang putih di Indonesia, dan model pengembangan inovasi Proliga (Produksi Lipat Ganda) bawang putih.
Selain itu, dilakukan pula perbaikan varietas unggul bawang putih dataran tinggi dan menengah dengan beberapa perlakukan hormon pengatur zat tumbuh (ZPT), pengaturan mulsa tanah dan teknik perbanyakan benih non-konvensional dengan cepat atau dengan istilah paket teknik “Proliga Super” agar diperoleh umbi besar dan provitas tinggi.
Hasil panen menunjukkan produktivitas bawang putih Lumbu Hijau pada ketinggian 850 m dpl berkisar 20 – 24 ton/ha. Adapun ukuran diameter umbi berkisar 3,7-5 cm, dengan proporsi ukuran diameter > 4 cm mencapai 70%, sedangkan ukuran < 4 cm hanya 30%. (Sumber Balitsa)