Jakarta, Technology-Indonesia.com – Organisme penggangu tanaman (OPT) merupakan masalah penting yang dihadapi dalam upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi. Seringkali petani kesulitan untuk bertanya tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman kopi dan bagaimana menindaklanjutinya.
Agar petani mendapatkan informasi dan solusi akurat tentang hama dan penyakit kopi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) mengembangkan aplikasi Pakar Kopi. Aplikasi berbasis android ini dikembangkan Balittri bersama Universitas Borobudur dengan biaya hibah KP4S tahun 2018 Balitbangtan Kementerian Pertanian.
Peneliti Balittri, Samsudin menerangkan, Pakar Kopi merupakan sistem pakar penyakit dan hama tanaman kopi berbasis mobile yang bermanfaat bagi petani kopi dan petugas penyuluh lapangan untuk mendapatkan informasi dan solusi akurat. Aplikasi ini layaknya pakar kopi atau ahli yang mengetahui tanaman kopi.
“Banyak diantara petani ketika akan menindaklanjuti atau mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman kopi perlu bertanya kepada pihak-pihak yang mungkin sangat jauh. Melalui aplikasi Pakar Kopi, petani bisa mendapatkan informasi dan solusi yang akurat tentang hama dan penyakit,” terang Samsudin saat menjadi pembicara dalam Webinar Inovasi Teknologi Pengelolaan Kopi Berkelanjutan Menghadapi Pasar Global pada Kamis (22/10/2020).
Aplikasi ini bisa diunduh menggunakan handphone Android melalui Google Play Store dan dapat digunakan secara offline. Aplikasi Pakar Kopi ditandai dengan gambar dua daun dan tiga biji kopi berwarna cokelat.
Menu di aplikasi Pakar Kopi meliputi Home, Budidaya, Konsul Penyakit, dan Konsul Hama. Menu Budidaya membahas budidaya kopi arabika yang meliputi syarat tanam, varietas, penanaman, dan pemeliharaan. Varietas unggul kopi arabika yang dianjurkan antara lain varietas S 795, USDA 762, Andungsari 1, Gayo 1 dan Gayo 2.
Melalui aplikasi Pakar Kopi, petani juga bisa berkonsultasi mengenai penyakit dan hama tanaman kopi. Aplikasi ini akan menanyakan identifikasi penyakit dan hama melalui pertanyaan yang harus dijawab petani. Pertanyaan pada Konsul Penyakit, misalnya: Apakah daun yang terinfeksi timbul bercak kuning, kemudian berubah menjadi cokelat? Petani cukup menjawab ya atau tidak.
Kemudian akan muncul pertanyaan lanjutan, hingga Pakar Kopi bisa mengidentifikasi penyakit lengkap dengan gejala-gejalanya. Misalnya penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) dengan gejala: daun yang terinfeksi timbul bercak kuning kemudian berubah menjadi cokelat dan tanaman yang terserang akan mengalami daun gugur.
Aplikasi Pakar Kopi juga akan mencampilkan cara pengendalian penyakit karat daun secara bercocok tanam, secara fisik dan mekanis, secara biologi (hayati), dan secara fungisida.
“Aplikasi ini mudah sekali sehingga petani bisa mengakses konsultasi hama dan penyakit cukup dengan handphone yang dibawa di lapangan dan melaksanakan antisipasinya,” tutup Samsudin.