Optimalisasi Lahan Sawah Irigasi dengan Ugadi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta, Soeharsono bersama Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perinanan Yus Warseno dan Kelompok tani Sasono Catur melakukan panen udang galah yang dilanjutkan temu lapang di Demplot Udang Galah dan Padi (Ugadi) Dusun Kanten, Desa Kebon Agung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul pada Senin (27/7/2020). Hasil panen udang sekitar 31,5 kg dengan berat rata-rata 26,75 gram/ekor dengan jumlah tokolan yang ditebar di Desa Canden sebanyak 9 ribu tokolan dan 8 ribu tokolan dari Desa Kebon Agung.

Sementara panen padi di dua lokasi tersebut dilakukan sebelum 17 Juli 2020 dengan produktivitas rata-rata 8,71 ton/hektare GKP (gabah kering panen) di Desa Canden dan 10,58 ton GKP/hektare di Desa Kebon Agung. Luas demplot Ugadi 3.500 m2 di Canden dan 3.000 m2 di Kebon Agung dengan varietas padi yang ditanam Inpari 42 dengan sistem tanam Jarwo 2:1.

Menurut Soeharsono kegiatan minapadi (Ugadi) menjawab keterbatasan lahan sawah irigasi di Yogyakarta. Melalui kegiatan ini diharapkan produktivitas dan pendapatan petani makin bertambah. “Dalam sistem minapadi selain kita dapat panen padi dengan luasan lahan yang berkurang sekitar 20% dengan produktivitasnya tetap atau semakin tinggi, kita juga dapat tambahan panen udang galah yang nilai jualnya cukup tinggi,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, lanjutnya, beberapa hal yang dapat dipelajari antara lain model pembesaran benur menjadi tokolan di kolam pembesaran selama 2 bulan dan model pembesaran tokolan di lahan sawah irigasi selama sekitar 2 bulan. Benih tokolan yang ditebar harus benar-benar sehat dan kolamnya harus bersih dari hama predator udang seperti hama regul, ikan gabus, dan lele lokal. Selain itu, ukurannya relatif merata sehingga udang galah yang dipanen ukurannya juga akan merata besarnya.

Kabid Kelautan dan Perikanan, Istriani menambahkan bahwa budidaya udang galah merupakan komoditas unggulan dan banyak dicari restoran-restoran besar. Budidaya udang galah di Yogyakarta biasanya dilakukan di wilayah Kabupaten Sleman.

Menurutnya, jika saat ini di lahan sawah desa Kebon Agung, Imogiri mampu panen udang galah dengan ukuran cukup besar dapat dikatakan bahwa kegiatan mina padi (Ugadi) di kabupaten Bantul sudah berhasil dan bisa dikembangkan lagi pada masa yang akan datang. “Apabila ada beberapa kekurangan di sana-sini dapat kita gunakan sebagai pelajaran untuk diperbaiki pada waktu-waktu mendatang,” tuturnya.

Yus Warseno selaku Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Bantul menambahkan, untuk menjaga agar kolam pembesaran udang galah di lahan sawah bebas dari hama predator maka di pintu-pintu masuk air (inlet) harus diberi saringan agar predator tersebut tidak bisa masuk dan di sekeliling lahan sawah di beri pagar.

Disamping itu, jika perkembangan kegiatan Ugadi mau maju harus didukung oleh sebagian besar anggota kelompok tani/perikanan sehingga dalam menjaga keamanannya dapat dilakukan secara bersama-sama. Jika program ini dapat berkembang nantinya akan tumbuh kampung mina padi dan akan semakin tumbuh restoran yang menyediakan makanan dengan masakan udang galah. Karena pada hakekatnya rasa dari udang galah lebih gurih/enak daripada udang vaname yang biasa dibudidayakan di sekitar pinggir-pinggir pantai. (Sumber BPTP Yogyakarta)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author