Bogor, Technology-Indonesia.com – Pada awal masa jabatan sebagai Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri orasi pengukuhan tiga profesor riset di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor, pada Selasa (29/10/2019). Pengukuhan tiga peneliti utama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi Profesor Riset menambah jumlah Profesor Riset di Balitbangtan menjadi 141 orang, sementara untuk tingkat nasional menjadi 534 orang.
Tiga Peneliti Utama yang dikukuhkan menjadi Profesor Riset adalah Dr. Ir. Ali Asgar, MP (Bidang teknologi pascapanen); Dr. Ir. Sholihin, M.Sc. (Bidang Pemuliaan dan Genetika Tanaman,); dan Dr. Ir. Sukarman, MS (Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh). Ketiganya secara berurutan merupakan profesor (Riset) ke 532, 533, 534 secara nasional dan Profesor Riset ke 139, 140 dan 141 di Balitbangtan.
Menurut Syahrul, acara orasi pengukuhan ini bertepatan dengan dua momentum yang sangat strategis. Pertama, masa bakti Kabinet Kerja tahun 2014-2019 yang baru saja berakhir, sehingga topik-topik yang disampaikan dalam orasi ini merupakan bagian dari hasil program kerja Kementan. Kedua, DPR RI telah mengesahkan Undang-Undang Sisnas Iptek pada 16 Juli 2019. Undang-undang tersebut memberikan amanat yang sangat strategis dalam upaya penguatan sistem Iptek nasional, termasuk bidang pertanian, antara lain berkaitan dengan kebijakan riset, anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan kelembagaan.
“Karena itu pada 2019-2024 hasil riset akan menjadi bagian yang harus diimplementasikan secara maksimal oleh jajaran kementerian termasuk Kementerian Pertanian. Secara khusus, saya sangat berterima kasih, di saat baru empat hari menjadi Mentan sudah diperlihatkan suatu riset atau langkah-langkah akademik yang harus kita tempuh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini,” kata Syahrul.
Karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang tak perlu diragukan lagi, Mentan berharap penguatan riset untuk memberdayakan kekayaan alam termasuk SDM harus dilakukan.
“Indonesia akan hebat kalau risetnya bagus. Alam kita kurang apa? negara tropis seperti Indonesia terutama di bidang pertanian. Segala agroklimat yang kita miliki dengan kontur tanah, air yang bagus dan lain-lain. Karena itu kita harus melakukan riset yang memang dibutuhkan di Indonesia,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Syahrul menyampaikan kekaguman kepada ketiga profesor riset, sebab menjadi profesor di bidang riset bukan hal yang gampang. Misalnya, saat menganalisa masalah memerlukan ketekunan panjang. Begitu juga saat melakukan pengamatan untuk mengindentifikasi masalah. Riset yang dilakukan membutuhkan penelitian di laboratorium dan lapangan, serta dipertanggungjawabkan melalui laporan penelitian.
Salah satunya, varietas unggul ubi kayu dari hasil penelitian Prof. (R) Dr. Sholihin, M.Sc yang mampu mempercepat masa panen dari 90 hari menjadi 70 hari. Varietas ini bisa memberikan pilihan bagi petani untuk menanam ubi kayu sesuai kebutuhan industri tepung tapioka. Begitu juga dengan varietas lain seperti kentang, jagung dan lain-lain harus terus didorong agar pemenuhannya sebagai bahan baku industri tidak hanya mengandalkan impor.
“Alam kita cukup bagus karena itu industri yang ditumbuhkan di Indonesia harus bisa meningkatkan pendapatan rakyat. Yang paling menjanjikan adalah di bidang pertanian,” lanjutnya.
Menurutnya, berbagai masalah di bidang pertanian bisa menjadi energi dan kekuatan baru dengan adanya pertanian yang makin baik. Karena itu, Syahrul berharap para peneliti bisa menemukan varietas-varietas dan cara-cara bertani baru yang lebih efektif dan efisien, serta mampu melakukan inovasi industri yang terkait bahan baku pertanian.
“Ini sangat penting dan akan memberikan kontribusi yang kuat bagi hadirnya petani yang kualitas yang baik. Mulai hari ini saya merasa tak perlu ragu-ragu sebab ada 141 profesor riset di Balitbangtan,” lanjutnya.
Mentan berharap Orasi Profesor Riset dapat menjadi pendorong semangat dan motivasi para peneliti Balitbangtan untuk terus berkarya dan berprestasi di bidangnya. Akumulasi pemikiran dari para profesor riset Kementan selama ini, telah turut mewarnai perencanaan program dan kebijakan pembangunan pertanian, dan peran tersebut diharapkan dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.
Seusai menghadiri Orasi Pengukuhan Profesor Riset, Mentan berkesempatan mengunjungi laboratorium milik Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) dan Sistem Kalender Tanam Terpadu (KATAM) di Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat).