Probolinggo, Technology-Indonesia.com -Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen varietas kedelai hitam (Detam) 1 dalam Gelar Inovasi Teknologi Akabi (GITA) 2021 di IP2TP Muneng, Probolinggo, Jawa Timur pada Sabtu (26/6/2021). Kedelai Detam 1 hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ini memiliki kandungan protein sangat tinggi sebesar 46%.
Varietas Detam 1 telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap oleh perusahaan kecap UD Mustika Digdaya di Probolinggo, produsen kecap merek Kipas Sate. Selain dipasarkan di dalam negeri, sebagian produk kecapnya telah diekspor ke Belanda dan Australia.
Mentan Syahrul pun berharap agar kedelai hitam menjadi varietas spesifik Probolinggo. Ia juga mendorong Kabupaten Probolinggo menjadi tempat pengembangan kedelai hitam. Pengembangan kedelai ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor kedelai.
“Kalau orang sebut kedelai Probolinggo yang melekat di ingatan itu kedelai hitam,” kata Mentan saat meninjau berbagai varietas akabi yang diperagakan dalam GITA 2021. Pada kesempatan tersebut, Mentan didampingi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry, dan Bupati Probolinggo, Tantriana Sari.
Varietas Detam 1 ini diharapkan oleh Mentan Syahrul terus dikembangkan dengan memperluas dan meningkatkan jumlah bibit sebar. Kementan menurutnya siap untuk mengintroduksi kepada wilayah-wilayah yang secara cocok.
“Saya berharap Probolinggo berhasil bukan hanya pada sektor pertanian dalam jumlah luasan yang besar tapi juga mampu mengoptimalisasi lahan-lahan pekarangan di setiap rumah dengan menanam sesuatu yang bernilai ekonomi. Jika ini dikonsolidasi dalam bentuk korporasi, maka ini menjadi hal yang luar biasa,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Mentan Syahrul meninjau display varietas kacang tanah Litbang Garuda 5 telah digunakan PT. Garuda Food untuk bahan baku produk kacang garing. Mentan juga melepas ekspor umbi ubijalar varietas Beta 2 dan Antin 2 sebanyak 24 ton ke China oleh CV Arindo Makmur. Serta ekspor produk kecap berbahan baku varietas Detam 1 oleh UD Mustika Digdaya ke Belanda dan Australia.
Mentan Syahrul mengapresisasi hasil riset yang dilakukan oleh Balitbangtan. Hal itu menurutnya harus disebarkan dan diaplikasikan secara masif di wilayah lain agar sektor pertanian terus bergerak dan berperan dalam pemulihan ekonomi nasional.
Kepala Balitbangtan Fadjri Djufry mengatakan IP2TP Muneng dengan luas lahan sekitar 26 hektare merupakan satu diantara 5 IP2TP yang berada di bawah Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) yang meneliti dan mengembangkan varietas unggul tanaman seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan komoditas Akabi lainnya.
“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, kita akan masifkan lagi semua varietas unggul Balitbangtan bukan hanya yang ada di Jawa Timur tapi di seluruh Indonesia. Semua hasil varietas unggul Balitbangtan ini kita dedikasikan untuk mendukung CB (Cara Bertindak) 1 hingga CB 5 terkait peningkatan produktivitas dan peningkatan ekspor tiga kali lipat,” katanya.
Fadjry menjelaskan bahwa GITA 2021yang dirangkaikan dengan Hari Tempe Nasional dan Hari Krida Pertanian merupakan upaya memperderas hilirisasi hasil-hasil inovasi dan teknologi (inotek) Balitbangtan.
Konsep utama dari GITA 2021 adalah peragaan inotek hulu – hilir. Peragaan varietas unggul yang di lapang telah digunakan oleh industri, baik sebagai bahan baku industri (termasuk penangkar benih) maupun telah memasuki ranah ekspor.
Inotek Balitbangtan tidak hanya diperagakan di lapang, namun juga dihilirisasikan melalui pameran. Pada GITA 2021 juga diberikan bantuan sebanyak 10 ton benih kedelai kepada 10 produsen benih yang berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.