Konservasi SDG dan Pengembangan Buah Tropika

Solok, Technology-Indonesia.com – Jajaran pohon rambutan yang berbuah lebat dan buah durian yang bergelantungan di dahan rendah menyambut langkah saat memasuki Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) di Solok, Sumatera Barat. Jika masuk lebih dalam terdapat area-area untuk pengembangan berbagai varietas buah tropika seperti pisang, pepaya, manggis, hingga buah naga.

Balitbu Tropika yang berdiri pada 1984 merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Puslitbang Hortikultura, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Salah satu tugas Balitbu Tropika adalah melakukan konservasi sumber daya genetik (SDG) buah tropika melalui ekplorasi dan seleksi varietas unggul.

Kepala Balitbu Tropika, Ellina Mansyah mengatakan Balitbu Tropika mendapat mandat mengembangkan komoditas prioritas, komoditas unggulan, dan trendsetter buah tropika. Komoditas prioritas meliputi mangga, pisang, dan manggis. Komoditas unggulan antara lain salak, papaya, nanas, buah naga, semangka, dan melon. Sementara komoditas trendsetter yaitu sukun untuk alternatif pangan.

Saat ini Balitbu Tropika memiliki sejumlah koleksi SDG diantaranya 190 aksesi pisang, 33 aksesi manggis, 298 aksesi (1.148 tanaman) mangga, 136 aksesi durian dan plasma nutfah salak. Koleksi SDG buah tropika berada di Kebun Percobaan (KP) yang dikelola Balitbu Tropika yaitu KP Sumani dan Aripan di Solok, Sumatera Barat; KP Wera di Subang, Jawa Barat; KP Cukurgondang, Kraton, Pandean di Pasuruan, Jawa Timur.

“Melalui kegiatan pengelolaan SDG dan pemuliaan tanaman, Balitbu Tropika telah menghasilkan varietas unggul baru komoditas diantaranya pisang Kepok Tanjung dan pisang Ina-03 yang dikelola dalam suatu kawasan kebun induk,” terang Ellina di Kantor Balitbu Tropika, Solok, Sumatera Barat pada Senin (18/2/2019).

Balitbu Tropika, lanjutnya, telah menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan institusi internasional untuk melakukan eksplorasi dan pemetaan pisang yang akan digunakan sebagai komponen penyusunan Big Data komoditas pisang.

Kepala Balitbu Tropika, Ellina Mansyah (tengah) di kebun induk Pisang Ina-03.

Koleksi 298 aksesi (1.148 tanaman) mangga tersimpan di KP Cukurgondang, Pasuruan, Jawa Timur. Varietas unggul mangga diantaranya Arummanis 143, Golek, Garifta, Agri Gardina 45 (mangga pisang) dan Gadung 21 (mangga alpukat).

Dari total 30 spesies durian di dunia, 21 spesies dijumpai di Indonesia. Balitbu Tropika memiliki 136 aksesi di KP Subang dan Aripan, 102 diantaranya merupakan varietas unggul. Varietas unggul durian diantaranya Matahari, Pelangi, Kromo Banyumas, dan lain-lain.

Untuk buah manggis, dari total 400 spesies manggis di dunia, 100 spesies tumbuh di Indonesia. Balitbu Tropika memiliki koleksi 33 aksesi. Dari koleksi tersebut, terdapat 11 varietas unggul dari Balitbu Tropika antara lain Ratu Tembilahan, Ratu Kamang, dan Wanayasa.

Menurut Ellina, Indonesia merupakan negara nomor 2 penghasil manggis di dunia. Sementara, Sumatera Barat merupakan penghasil manggis peringkat kedua nasional. Balitbu Tropika telah mengembangkan manggis di Desa Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau seluas 40 hektar, Solok Selatan (12 hektar), serta Pasir Pengarayan, Riau (15 hektar).

“Balitbu tropika juga telah mengembangkan pengendalian burik pada buah manggis dengan aplikasi pupuk dan pengendalian getah kuning manggis dengan aplikasi minyak atsiri sereh wangi,” tuturnya.

Berbasis Kawasan

Lambatnya perkembangan komoditas hortikultura khususnya buah karena kebijakan pemerintah yang berfokus pada pangan yaitu padi, jagung, dan kedelai (Pajale). Namun sejak 2017, pemerintah mulai memperhatikan hortikultura dengan menyiapkan logistik perbenihan.

Selain itu, pengembangan hortikultura diarahkan pada pengembangan berbasis kawasan melalui kerjasama antara pemerintah, swasta, dan petani. Pengembangan berbasis kawasan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi.

Salah satunya, pada awal tahun 2019 Badan Litbang Pertanian akan membuat pulau mangga di Kabupaten Sumenep, Madura dengan membuka 600 hektar kebun mangga berbagai varietas unggul hasil inovasi Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan pemda dan swasta. Melalui kerjasama ini, petani mendapat jaminan pasar atas produksi yang dihasilkan.

Sistem seperti ini dikenal dengan istilah kebun satelit yaitu menciptakan sentra produksi baru yang mendekatkan pihak swasta atau pasar ke kebun rakyat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi biaya logistik transportasi.

Balitbu tropika juga menginisiasi pembentukan kampung sukun di daerah Sijunjung, Sumatera Barat dengan membuka 50 hektar. Sukun merupakan tren masa depan karena dapat diolah menjadi berbagai jenis pangan dan dapat dimanfaatkan sebagai tepung sukun, substitusi tepung terigu. Dalam pembentukan kampung sukun ini, Balitbu tropika fokus pada penyiapan benih dan pendampingan teknologi.

“Kendala untuk eskpor buah-buahan dari Indonesia karena pada umumnya lokasinya terpencar-pencar sehingga mengumpulkan buah-buahan memerlukan waktu, belum lagi transportasi,” ungkap Ellina.

Dengan pengembangan buah-buahan berbasis kawasan, distribusi benih unggul bisa fokus pada 1-2 lokasi dengan jumlah banyak. Diharapkan, nantinya ekspor buah bisa berasal dari satu tempat.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author