Kementan Bangun Kejayaan Kelapa dan Padi di Sarmi dengan Sentuhan Teknologi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sarmi, Si Kota Ombak, begitulah orang mengenal kota kecil di Provinsi Papua ini yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik. Sebagai penyangga ibukota Jayapura yang memiliki potensi besar di bidang pertanian, Sarmi perlu didorong sebagai penyuplai pangan ibu kota Papua.

Asal usul nama Sarmi berasal dari singkatan lima nama suku terbesar di daerah ini yakni suku Sobey, Armati, Rumbuai, Manirem, dan Isirawa. Kabupaten Sarmi menyimpan potensi besar dari komoditas kelapa dan penghasil kopra paling besar di Papua. Di daerah ini terdapat sekitar 50.000 hektare (ha) lahan kelapa yang ada sejak zaman Belanda.

Pohon-pohon kelapa dibiarkan tumbuh tak terawat. Kelapa-kelapa yang tua kemudian runtuh dan tumbuh lagi. Akhirnya daerah ini menjadi hutan kelapa yang sangat padat dengan jarak tanam yang tidak beraturan.

Untuk mengembangkan potensi Kabupaten Sarmi, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Papua tahun ini menggelar kegiatan perbenihan kelapa dalam di Sarmi. Bekerjasama dengan Dinas Pertanian, BPTP Papua berkomitmen mendistribusikan 2.500 bibit kepada masyarakat yang terdaftar sebagai CPCL (Calon Petani Calon Lokasi) secara gratis.

Terdapat dua BPT (Blok Penghasil Tinggi) Kelapa Sarmi yakni di Kampung Anus dan Podena Distrik Bonggo. Pohon induk terpilih (PIT) untuk kegiatan perbenihan terdapat 300 pohon yang telah tersertifikasi. Penanggungjawab kegiatan, Ghalih Dominanto berharap melalui peremajaan tanaman kelapa dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kelapa Sarmi.

Potensi Lahan Pertanian

Sebagai provinsi terluas di Indonesia, Papua menyimpan potensi besar yang bisa mendukung program Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung, Kedelai (UPSUS Pajale) yang digalakkan Kementerian Pertanian (Kementan). Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, selalu menyebut Papua sebagai masa depan pertanian Indonesia.

Berada di daerah terluar, di ujung timur Indonesia, Papua memiliki Merauke yang menjadi penyuplai pangan hampir seluruh provinsi Papua bahkan hingga Papua Barat. Namun letak geografis yang terbentang jauh antara Merauke di selatan dan Jayapura di utara mendorong untuk dibangunkan sentra padi di wilayah utara Provinsi Papua.

Sebagai penyangga ibukota Jayapura, dan bersama Keerom menjadi satu-satunya kabupaten yang sudah bisa dilewati jalur darat, Sarmi perlu didorong sebagai penyuplai pangan ibu kota Papua. Untuk itu, Kepala BPTP Papua, Muhammad Thamrin selaku penggungjawab Upsus Papua sekaligus berkesempatan untuk melakukan survei potensi LTT (Luas Tambah Tanam) Upsus Pajale dan koordinasi program strategis Kementerian Pertanian lainnya.

Kunjungan pada 6-8 April 2019 ini menjadi kunjungan pertama Kepala BPTP Papua sampai di Sarmi Kota, Distrik Sarmi, Kabupaten Sarmi. Saat ini, akses jalan sudah lebih bagus. Kepala BPTP di tahun-tahun sebelumnya hanya bisa sampai di Distrik Bonggo karena untuk menuju Sarmi Kota belum ada akses jalan yang memadai. Bahkan pada waktu itu, di beberapa titik mobil harus menggunakan perahu untuk melewati sungai besar yang jembatannya belum rampung.

Selain dikenal sebagai Kota Ombak, Sarmi biasa disebut sebagai Kota Seribu Jembatan. Sepanjang perjalanan Jayapura menuju Sarmi harus melalui jembatan-jembatan dari yang kecil sampai jembatan besar karena banyaknya sungai, kali, selokan dan jalur air. Perjalanan yang ditempuh cukup panjang lebih dari 300 km dengan estimasi waktu tempuh 6-8 jam.

Sampai di Kota Sarmi, Kepala BPTP Papua, Muhammad Thamrin bersama Tim disambut dengan ramah oleh Kepala Dinas Pertanian Sarmi, Lukas Jakarimilena.

Sarmi dengan luas wilayah mencapai 17.740 km2 masih menyimpan potensi lahan yang luas. Namun hingga saat ini, luas lahan baku areal pertanian Sarmi hanya 224 ha dengan mayoritas lahan merupakan lahan tadah hujan sehingga tidak semua lahan digarap maksimal oleh petani. Petani hanya mengandalkan air hujan maupun sumur-sumur kecil sekitar lahan. Di beberapa tempat, lahan baku ini bahkan telah menjadi range peternakan sapi.

Inovasi Teknologi Balitbangtan

Di Kabupaten Sarmi, BPTP Balitbangtan Papua telah beberapa kali melakukan kegiatan pengkajian dan pendampingan. BPTP Papua telah mengintroduksi varietas unggul baru (VUB) padi dan kedelai spesifik lokasi. Tahun 2017, Bupati Sarmi, E. Fonataba turut serta memanen varietas unggul baru (VUB) Balitbangtan dalam kegiatan IP (Indeks Pertanaman) BPTP di Distrik Bonggo – Sarmi.

Kegiatan Indeks Pertanaman dengan pola tanam (padi-kedelai-padi) saat itu sukses menerapkan IP 300 (3 kali tanam setahun) menggunakan beberapa varietas padi Balitbangtan. Varietas yang diintroduksi diantaranya Inpago 4, Inpago 5, Inpago Unsoed dan Situ Patenggang untuk padi gogo dan kedelai varietas Anjasmoro, Burangrang, Argomulyo dan Gema.

Kajian lain yang saat ini dijadikan acuan Pemda Sarmi adalah ujicoba varietas tebu yang dilakukan Peneliti Afrizal Malik dan kawan-kawan pada 2012. Hal ini terkait rencana Bupati Sarmi untuk mengembangkan tebu di Distrik Pantai Timur.

Badan Litbang Pertanian, melalui BBSDLP pada Mei 2018 dilakukan survei lahan gambut di daerah Sarmi meliputi Bonggo Timur, Bonggo, Tor, dan Pantai Timur hingga Pantai Barat. Hasil yang didapatkan bahwa di daerah-daerah tersebut tidak ditemukan lahan gambut sehingga akan berpotensi jika dilakukan cetak sawah baru.

Namun yang tidak kalah penting, optimalisasi lahan yang sudah dicetak, pendampingan kepada petani dalam teknologi, alsintan (alat mesin pertanian) dan saprodi (sarana produksi) hingga akses pasar yang jelas, harus terus dilakukan.

Dengan segala potensi dan dukungan alam yang tersedia, sektor pertanian harus menjadi katrol pengungkit kesejahteraan masyarakat Sarmi. Di Kabupaten Sarmi, melalui inovasi dan teknologi Balitbangtan, BPTP Papua bersama seluruh stakeholder terkait membuat “Kelapa kembali berdiri dan padi merunduk”. (Ressa RnD)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author