Jakarta, Technology-Indonesia.com – Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Unit Tatas merupakan satu-satunya unit kerja teknis di bawah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah (Kalteng) yang sebelumnya berfungsi sebagai Kebun Percobaan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr.Ir. Fadjry Djufry, M.Si dalam beberapa kesempatan terus mengingatkan agar seluruh Kebun Percobaan (KP) lingkup Balitbangtan harus dibangun menjadi IP2TP yang modern dan layak menjadi percontohan serta memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Hal tersebut sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No.93/Kpts/KB.410/M/I/2019 tentang optimalisasi KP ditetapkan sebagai IP2TP.
IP2TP Unit Tatas merupakan salah satu dari 118 IP2TP yang dimiliki Balitbangtan yang terletak di Desa Sei Asam, Kec. Kapuas Hilir, Kab. Kapuas, Kalsel dengan agroskosistem utama adalah lahan pasang surut sulfat masam dengan tipe luapan air B. Keberadaan IP2TP selain turut mendukung pengembangan pertanian di wilayahnya, juga memiliki beberapa fungsi. Salah satunya sebagai tempat penelitian dan pengkajian dalam penciptaan inovasi spesifik lokasi, khususnya untuk komoditas-komoditas strategis, baik pangan maupun hortikultura spesifik lahan pasang surut.
Menurut Kepala IP2TP Unit Tatas, Saferaniansyah, SPt, ME pada Jumat (10/4/2020) yang ditemui saat melakukan persiapan pertanaman padi Musim Tanam (MT) April-September 2020 mengatakan bahwa luas lahan yang dimanfaatkan di IP2TP Tatas saat ini mencapai 25 hektar (ha). IP2TP memiliki fasilitas pendukung usahatani spesifik lahan rawa, seperti penataan lahan, sistem tata air, dan lain-lain yang terus dilengkapi dan ditingkatkan fungsinya.
Peneliti agronomi, Dr. Susilawati yang melakukan kajian budidaya padi di lahan rawa pasang surut mengatakan, sebagai tempat penelitian dan pengkajian untuk penciptaan inovasi spesifik lokasi, khususnya tanaman padi, telah banyak galur-galur padi unggul hasil Balitbangtan yang diuji di IP2TP Tatas, baik uji daya hasil pendahuluan, uji daya hasil lanjutan, uji multi lokasi maupun uji adaptasi.
Beberapa varietas yang dilepas menjadi varietas unggul spesifik lokasi, dan disebarkan ke petani di lahan pasang surut terbukti mampu berkembang berkembang cepat, termasuk di Kalteng. Sebutlah varietas-varietas unggul lama yang dirintis dari IP2TP atau KP Unit Tatas yaitu Cisanggarung, Margasari, Martapura, Ciherang, Kapuas, dan lain-lain. Varietas- varietas tersebut sempat memenuhi lahan sawah pasang surut Kalteng khususnya kabupaten Kapuas, Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur.
Demikian juga dengan padi unggul baru yang saat ini berkembang pesat di lahan pasang surut Kalteng. Varietas Inpara 3 adalah salah satu varietas yang dilepas setelah melalui proses uji multi lokasi yang salah satu lokasinya adalah IP2TP Unit Tatas. Varietas ini bertahan lebih 6 tahun di lahan pasang surut karena adaptasinya yang tinggi terhadap lingkungan spesifik rawa, seperti pH tanah dan air yang rendah atau tingkat keasaman tinggi, agak toleran dengan keracunan Fe dan Al, serta agak toleran terhadap rendaman selama 6 hari di fase vegetatif.
Dari tahun 2008 hingga 2014 lebih dari 10 ribu ha lahan rawa baik pasang surut maupun lebak di Kalteng ditanam varietas ini. Tekstur nasi yang pera, menjadikan varietas ini disukai masyarakat lokal yang dominan suku Banjar dan Dayak yang sebagian besar menyukai rasa nasi yang pera.
Saat ini salah satu varietas padi inbrida yang sangat diminati di tinggat petani adalah Inpari 42 Agritan GSR. Varietas ini berkembang hampir di seluruh kabupaten di Kalteng baik lahan rawa maupun lahan sawah irigasi. Lebih dari 35 ribu ha sawah di Kalteng telah ditanami varietas Inpari 42 Agritan GSR, baik pada musim tanam I atau II yang dominan di musim hujan.
Seperti diketahui varietas ini disebut sebagai padi ramah lingkungan atau Green Super Rice, selain mampu berproduksi tinggi, varietas ini juga efisien terhadap penggunaan pupuk anorganik dan sangat respon dengan pupuk organik. Sama dengan varietas sebelumnya, varietas yang diciptakan dari kumpulan ratusan gen yang dilakukan di Huangxinzahan China ini telah diuji lebih dari 2 tahun di IP2TP Unit Tatas oleh Peneliti padi BPTP Kalteng. Selain itu di uji lagi di beberapa lokasi, seperti di kabupaten Kotawaringin Barat, Pulang Pisau dan Kapuas.
Selain varietas-varietas yang populer di atas, IP2TP Unit Tatas juga menanam dan menguji varietas-vareietas khusus, untuk mendukung pengembangan dan kebutuhan tertentu, seperti varietas Baroma (Basmati Aromatik) yang penciptaannya dibuat dalam rangka memenuhi selera Timur Tengah. Demikian juga dengan varietas Tarabas, yaitu jenis besas yang banyak dikonsumsi masyarakat Korea, dan pengembangannya di Indonesia untuk memenuhi restoran Korea di Indonesia.
Varietas khusus inipun terbukti memiliki daya dapatasi yang baik ketika di tanam di IP2TP Unit Tatas Kalteng. Diharapkan ke dua varietas khusus ini akan segera dikenalkan ke masyarakat melalui aktivitas perbenihan atau penangkaran di Kalteng.
Dukungan dan respon pemerintah daerah terhadap pengembangan padi unggul sangat tinggi, Dinas Pertanian Kapuas seringkali menjadikan lokasi IP2TP Tatas menyelenggarakan kerjasama Bimbingan Teknis bagi PPL, Petani, kelompok tani penangkar serta siswa Sekolah kejuruan pertanian untuk magang di IP2TP Unit Tatas.