Inovasi Teknologi Pengolahan Kelapa Dukung Pengembangan Industri Nasional

Serpong, Technology-Indonesia.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) dipercaya menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Investasi Kelapa dan perayaan Hari Kelapa Dunia pada 2 September 2018. KTT yang rencananya dihadiri 18 negara anggota Asian and Pasific Coconut Community (APCC) itu, diagendakan akan dibuka oleh Presiden Jokowi. Bupati Lingga, Alias Wello menyatakan Lingga telah mempersiapkan diri jadi tuan rumah perhelatan internasional ini.

Dalam rangka peringatan Hari Kelapa Dunia tersebut, Pemkab Lingga didukung Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) akan mengadakan lomba inovasi teknologi pengolahan kelapa. Lomba ini diawali dengan Focus Group Discussion (FGD) untuk menemukenali masalah dalam proses pengolahan kelapa dalam industri kelapa. FGD ini juga bertujuan untuk menampung masukan dari berbagai pihak seperti pengusaha berbagai macam produk turunan kelapa serta para perekayasa atau peneliti kelapa.

“Dengan diawali FGD maka diharapkan inovasi teknologi yang akan dipamerkan dalam Festival Kelapa Internasional dan KTT Investasi Kelapa di Lingga nanti dapat benar-benar bermanfaat,” kata Alias Wello di sela FGD Identifikasi Persoalan Teknologi Pengolahan Kelapa di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Serpong, pada Selasa (10/7/2018).

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia dengan total produksi buah kelapa sebesar kurang lebih 14 miliar butir per tahun (APCC, 2015). Akan tetapi posisi ini tidak menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor produk turunan kelapa. Menurut data Sahabat Kelapa Indonesia (2018) nilai ekspor produk turunan kelapa Indonesia tahun 2017 lalu sebesar Rp. 30 triliun, atau 30% lebih rendah dibanding nilai ekspor Filipina.

Salah satu kendalanya adalah tidak berkembangnya teknologi pengolahan kelapa yang handal namun terjangkau baik ada skala menengah maupun skala besar. Mesin-mesin pengolah kelapa di Indonesia untuk skala menengah dan besar banyak bergantung dari mesin impor. Karena itu untuk mendorong industri kelapa nasional baik pada tingkat petani maupun pengusaha diperlukan pengembangan teknologi yang kuat dan tepat guna bagi industri atau pelaku usaha.

“Kita lebih banyak mengolah kelapa secara tradisional. Petani kelapa kita mengolahnya dalam bentuk kopra atau menjual kelapa dalam bentuk butiran sehingga tidak mendapatkan nilai tambah. Melalui FGD hari ini, kita bisa membuat suatu roadmap rencana kerja bagaimana mengoptimalkan ini semua dari hulu sampai hilir,” kata Alias Wello.

Karena itu diperlukan sinergitas dan peran aktif semua pihak untuk untuk membuat rekayasa dan inovasi teknologi pengolahan kelapa. Alias Wello mengungkapkan, Pemkab Lingga dalam APBD-P akan mengalokasikan dana sekitar 2 miliar untuk kerjasama yang lebih konkrit dengan BB Mektan. Kabupaten Lingga bersama Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Tanjung Jabo Timur sepakat membentuk semacam kluster daerah penghasil kelapa sebagai pilot project percontohan pengembangan sektor perkelapaan di hilirnya.

“BB Mektan memiliki banyak pakar dan kami akan menjadi pengguna teknologi itu. Sinergi ini akan menjadi energi yang besar sekali. Kami mengharapkan dari hasil FGD akan ada suatu prototype alat produksi pengolahan kelapa,” tuturnya.

Penandatanganan MoU dan Kesepakatan Kerjasama antara BB Mektan dengan para kepala daerah anggota KOPEK.

Kepala BB Mektan, Andi Nur Alamsyah mengatakan pihaknya siap mengawal lomba inovasi teknologi pengolahan kelapa dan bekerjasama secara tetap dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah daerah maupun pengusaha. Kerjasama ini diharapkan menghasilkan inovasi teknologi pengolahan kelapa karya anak bangsa yang bermanfaat dan dipakai oleh para pengusaha.

“BB Mektan menghasilkan teknologi mulai dari hulu hingga hilir. Kita siap mendukung alsin (alat dan mesin) untuk perbenihan hingga produk hilirnya. SDM dan peralatan kita siap memproduksi mesin-mesin pengolah kelapa dengan kualitas yang bersaing dengan mesin-mesin luar negeri,” lanjutnya.

Menurutnya, setiap tahun BB Mektan mendapatkan anggaran riset sekitar 15 miliar. Tahun depan salah satu fokus kegiatan BB Mektan akan diarahkan ke sektor kelapa melalui alokasi anggaran sekitar 1 miliar untuk mendukung industri hilir kelapa. Dalam waktu dekat, BB Mektan akan melaunching beberapa inovasi seperti self drive atau traktor otomatis, drone untuk mengidentifikasi unsur hara yang bermanfaat untuk mengatur pemupukan serta lainnya.

Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum KOPEK, Nelson Pomalingo berharap melalui BB Mektan akan lahir karya-karya yang bisa membantu petani dan pemerintah daerah dalam membangun kejayaan kelapa hingga industri terpadu.

“Yang paling utama produk-produk kelapa ini kita membutuhkan teknologi tidak hanya dihilir tetapi juga ke hulu. Masalah pembibitan misalnya, kita kesulitan karena begitu banyak pesanan dari daerah,” ungkap Nelson yang juga menjabat sebagai Bupati Gorontalo.

Dalam FGD tersebut diadakan penandatanganan MoU dan Kesepakatan Kerjasama antara BB Mektan dengan para kepala daerah anggota KOPEK terkait pengembangan teknologi pertanian dan perkebunan dimasing-masing daerah. Kepala yang hadir berkesempatan melihat permesinan pertanian dan perkebunan yang telah diproduksi BB Mektan serta fasilitas workshop.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author