Indonesia Mampu Deteksi Virus Corona Baru

Jakarta, Technology-Indonesia.com – COVID-19 atau 2019-nCoV adalah Coronavirus yang menjadi trending topic dunia sejak Desember 2019. Penyakit zoonosis baru yang muncul di era media sosial informasinya sangat menyebar secara cepat bahkan lebih cepat dari penyebaran virus itu sendiri.

Hal ini sangat berbeda dengan beberapa wabah zoonosis sebelumnya seperti SARS di tahun 2002-2003, H1N1pdm di tahun 2009 dan MERS-CoV di tahun 2013. Hampir semua platform media sosial memperbincangkan COVID-19 dan semua level sosial, usia dan pergaulan dapat sangat mengenal apa itu Coronavirus.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Djufry menyampaikan bahwa maraknya penyebaran berita hoax dan misinformasi terkait COVID-2019 ini juga menjadi perhatian Kementerian Pertanian.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Badan Litbang Pertanian telah melakukan riset untuk mengidentifikasi Coronavirus pada hewan yang bertujuan untuk melihat sejauh mana similaritas genetik CoVs yang ada di Indonesia dengan COVID-19 guna mengantisipasi adanya virus zoonosis yang bisa spill over ke manusia di daerah-daerah yang memungkinkan berkembangnya virus CoVs. Bapak Menteri juga memberi arahan untuk melakukan advokasi publik melalui berbagai media untuk meredakan kecemasan masyarakat terkait isu corona,” jelas Fadjry dalam keterangan tertulis pada Kamis (20/2/2020).

Selain itu, melalui Badan Karantina Pertanian, Kementan melakukan pemeriksaan yang lebih intensif dan mitigasi di gerbang-gerbang masuk produk pertanian, terutama dari negara-negara dengan kasus positif COVID-19.

“Kementan sudah mengeluarkan instruksi kewaspadaan terhadap lalu lintas media pembawa yang berisiko tinggi sebagai penular virus dan melakukan tindakan perlakuan, seperti menggunakan desinfektan berbahan aktif terhadap hewan dan peralatan yang menyertai,” jelasnya.

Mampu Deteksi

Beberapa waktu belakangan, beredar informasi di media sosial adanya pihak yang meragukan kemampuan Indonesia dalam mendeteksi penyebaran virus corona baru, COVID-19. Menjawab keraguan itu, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLitvet) Badan Litbang Pertanian, NLP Indi Dharmayanti menegaskan Indonesia mampu mendeteksi COVID-19.

“Indonesia memiliki lembaga riset yang mempunyai kemampuan menggunakan advance biotechnology dalam mendiagnosa, mendeteksi penyakit hewan, manusia atau zoonosis lainnya dengan sangat baik,” terang Indi saat bincang-bincang dengan Technology-Indonesia.com di Jakarta pada Selasa (18/2/2020).

Kepala BBLitvet, NLP Indi Dharmayanti

Lebih lanjut Indi menjelaskan, Indonesia mempunyai laboratorium berkeamanan tinggi (Biosafety Level 3). Beberapa lembaga-lembaga riset di Indonesia juga yang memiliki laboratorium dengan menggunakan advance biotechnology. Selain itu, banyak laboratorium memiliki fasilitas yang sangat memadai bahkan sangat baik dalam melakukan pengujian penyakit emerging pada hewan maupun manusia atau penyakit zoonosis lainnya.

“Saat ini, peneliti di seluruh dunia dapat terhubung dalam sebuah wadah media sosial untuk saling membandingkan informasi sekuen terbaru. Teknologi saat ini telah memberi kemampuan para peneliti dan petugas kesehatan masyarakat untuk saling berbagi informasi terkini data secara real-time,” tutur Indi yang juga Peneliti Virologi Molekuler ini.

Sekuen genome COVID-2019 pertama kali dipublikasikan secara online oleh Dr. Yong-Zhen Zhang dan peneliti dari universitas Fudan satu hari setelah konfirmasinya. Kemudian menyusul 5 COVID-2019 lainnya dideposit di dalam database GISAID pada 11 januari 2020 dari CDC China, Wuhan Institute of Virology dan Chinese Academy of Medical Sciences & Peking Union Medical College memungkinkan peneliti di dunia dapat mengakses dan dapat dengan segera menganalisa COVID-2019.

Untuk COVID-19, terang Indi, World Health Organization (WHO) telah menyediakan guidance untuk pengujian laboratorium yang bertujuan untuk memandu laboratorium yang terlibat dalam pengujian sampel dari pasien terduga COVID-19. Beberapa guidance WHO terkait dengan biosafety laboratory dan pengujian molekuler yang dikembangkan in house dan komersial.

Beberapa grup yang mengembangkan protokol pengujian diantaranya adalah China CDC, Jerman, HongKong, Japan, Thailand dan US CDC. Pegujian pengujian tersebut berdasar pada molecular assay dengan menggunakan beberapa primer pada regio seperi ORF1ab, N, OEF1b, E, Spike, RdRp dan lainnya. Selain itu masing-masing laboratorium mempunyai networking dan menjalin komunikasi dalam hal pengujian tersebut serta saling sharing baik itu bahan maupun metode.

“Jadi tidak perlu diragukan lagi tentang kemampuan Indonesia dalam mendeteksi penyakit COVID-2019,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author