Jakarta, Technology-Indonesia.com – Cengkeh (Syzygium aromaticum L. Merr. and Perr.) merupakan salah satu tanaman rempah asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Maluku. Cengkeh merupakan tanaman rakyat, karena 98,2% diusahakan oleh petani kecil sehingga merupakan sumber pendapatan petani dan sisanya (1,8%) diusahakan oleh perkebunan besar negara dan swasta.
Tanaman cengkeh telah dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Anambas, provinsi Kepulauan Riau, sejak tahun 1970-an dengan tipe cengkeh Siputih. Kondisi tanaman cengkeh sangat baik dan produksinya tinggi.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) serta Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Medan melakukan penilaian dan menetapkan pertanaman cengkeh di Desa Tiangau Pulau Siantan sebagai Blok Penghasil Tinggi (BPT). Hasil seleksi individu pohon unggul pada BPT Tiangau, terpilih 20 pohon induk (PIT) yang diajukan untuk dilepas.
Pada sidang pelepasan varietas tahap II tanggal 18 Oktober 2019 di Solo, Tim Penilai Varietas Tanaman (TPV) Perkebunan menyetujui untuk melepas 20 PIT cengkeh Tiangau sebagai varietas unggul dengan nama Siantan Agribun.
Keunggulan dari cengkeh varietas Siantan Agribun, selain produksi bunga per pohon, keunggulan lain adalah keseragaman cukup tinggi, ukuran bunga lebih besar (0,41 ± 0,02 g) dari cengkeh Zanzibar, kadar ß-caryophyllen 20,26 ± 2,38% dan humulene 2,12 ± 0,33%.
Adanya varietas unggul baru, ketersediaan benih bermutu untuk pengembangan cengkeh di Indonesia lebih terjamin. Potensi benih cengkeh Siantan Agribun mencapai 50 ribu benih per tahun. Pelepasan varietas cengkeh Siantan Agribun sebagai varietas unggul baru diharapkan dapat dimanfaatkan secara luas oleh petani cengkeh di Indonesia, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produksi, produkvitas dan mutu cengkeh nasional. (Sumber Balitbangtan)
Cengkeh Siantan Agribun, Varietas Unggul Baru dari Anambas
