Jakarta, Technology-Indonesia.com – Cabai rawit (Capsicum frutescens) Hiyung merupakan cabai rawit lokal dari rawa lebak Desa Hiyung, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Cabai rawit yang pedas ini mempunyai produktivitas yang cukup tinggi dan prospek pasar yang bagus.
Keunggulan lain dari cabai rawit Hiyung adalah tumbuh baik di lahan rawa lebak dan lahan kering, serta petani dapat menyisihkan sebagian hasil panennya untuk dijadikan benih musim tanam berikutnya. Berdasarkan uji laboratorium, cabai rawit Hiyung mempunyai kadar capsicin lebih tinggi dari beberapa cabai rawit hibrida yang beredar di Kalsel. Sedangkan kadar vitamin A, vitamin C dan protein cukup kompetitif.
Pada tahun 2016 cabai rawit ini telah resmi menjadi varietas dengan nama varietas Hiyung berdasarkan SK Menteri Pertanian RI nomor 031/Kpts/SR.120/D.2.7/4/2016.
Beberapa petani seperti Barjo, Sufi, dan Junaidi bersama kelompok tani Karya Baru merupakan petani yang mempunyai andil besar dalam pengembangan cabai rawit Hiyung dengan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Tapin, Banua Prima Persada, Balai Pengkajian Teknologi Pertaniam (BPTP) Balitbangtan Kalsel, serta pihak-pihak terkait.
Junaidi bersama kelompok tani Karya Baru telah berhasil mengembangkan produk pasca panen cabai rawit Hiyung melalui rumah produksinya yang meliputi benih cabai rawit Hiyung, abon cabai Hiyung yang tersedia dalamn beberapa varian rasa, kecap pedas manis,dan sambal cabai Hiyung dengan beberapa varian rasa yang semuanya dikemas dengan kemasan yang menarik.
Pemasaran produk pasca panen dan benih cabai rawit Hiyung dilakukan baik secara offline maupun online. Secara offline antara lain dengan mengikuti pameran yang dilakukan di seputar Provinsi Kalsel dan luar provinsi. Sedangkan pemasaran secara online dilakukan melalui media sosial. Saat ini Kabupaten Tapin juga sudah memegang hak Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum dan dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia untuk cabai rawit Hiyung dan abon cabai Hiyung. (Sumber BPTP Kalsel)