BRIN Gandeng Kemenperin Kembangkan Beras Analog Sagu Instan

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) untuk mengembangkan beras analog sagu instan.

Beras analog sagu instan merupakan beras analog berbahan dasar sagu. Cara penyajiannya praktis. Caranya yaitu dengan cukup menambahkan air panas dan didiamkan selama 15-20 menit.

Kolaborasi ini diimplementasikan dengan penandatanganan naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pusat Riset Agroindustri (PRAI) BRIN dengan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan (Dir. IMHLP) Kementerian Perindustrian.

Penandatangan PKS ini dilakukan oleh Plt. Kepala PRA BRIN, Arief Arianto dengan Direktur IMHLP Kemenperin, Dyan Garneta Paramita Sari, disaksikan Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika.

Penandatanganan tersebut berlangsung dalam rangkaian kegiatan Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu di Kantor Kemenperin Jakarta, pada Senin (29/7/2024).

Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan bahwa penandatanganan tersebut merupakan bentuk komitmen dan keseriusan dari pemerintah. Hal tersebut untuk mendorong hilirisasi pengembangan industri pengolahan sagu, dalam hal beras analog berbasis sagu.

Komitmen tersebut, dikatakannya, sebagai dasar pelaksanaan kolaborasi riset antara BRIN dengan Kemenperin, untuk melaksanakan kerja sama riset. Tujuannya adalah untuk mendapatkan purwarupa beras analog sagu instan.

“Untuk itu, kami berharap kerja sama ini dapat mendukung pembangunan ekonomi nasional khususnya mendorong pertumbuhan industri berbasis pati sagu, yang saat ini pemanfaatannya masih rendah,” jelas Putu.

Selaras dengan itu, Plt. Kepala PRAI BRIN, Arief Arianto mengungkapkan bahwa kerja sama riset antara BRIN dengan Kemenperin dapat mendorong pemanfaatan hasil riset pati sagu pragelatinasi.

Pati sagu pragelatinasi ini sebagai bahan dasar atau intermediate product untuk berbagai aplikasi. Dimana, aplikasi tersebut berfungsi di berbagai aspek seperti industri farmasi, perekat, pangan, pengeboran minyak, dan lainnya.

“Peningkatan pemanfaatan sumber daya pati sagu perlu diupayakan secara masif. Karena saat ini penggunaannya belum mencapai 5 persen dari ketersediaan sumberdaya tanaman sagu yang melimpah di Indonesia,” terangnya.

Adapun ruang lingkup kerja sama meliputi mulai dari studi literatur, desain percobaan, penyediaan bahan baku dan bahan pendukung proses. Serta penyediaan peralatan penelitian, analisis bahan baku, proses pembuatan purwarupa, analisis kualitas purwarupa, sampai analisis data. Kedua pihak juga menyepakati penyusunan draft Kekayaan Intelektual dan Karya Tulis Ilmiah.

Kerja sama kedua pihak tersebut menjadi upaya implementasi bersama sebagaimana arahan Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang, saat membuka kegiatan simposium. Pemerintah untuk ke depan memiliki prioritas terkait dengan ketahanan energi, ketahanan air, dan ketahanan pangan.

Karena itu untuk membantu pemerintahan yang akan datang, kita harus bisa meletakkan pondasi yang kokoh untuk mewujudkan ketahanan pangan. Dalam hal ini sagu menjadi sangat relevan,” ujarnya. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author