Jakarta, Technology-Indonesia.com – Limbah cair ternak yang selama ini hanya terbuang, ternyata bisa diolah menjadi pupuk organik cair. Teknologi biourine ini mudah dipraktekkan sehingga bisa diterapkan, diadopsi dan dikembangkan oleh masyarakat.
Agar masyarakat bisa memanfaatkan limbah cair ternak, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kepulauan Riau menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Hilirisasi Teknologi dan Inovasi Balitbangtan dengan topik “Pengolahan Biourine Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Ramah Lingkungan”. Acara yang diikuti sekitar 40 peserta dari peternak ini digelar pada Kamis (07/10/2021) di Desa Bukit Langkap, Kecamatan Lingga Timur Kabupaten Lingga.
Kepala BPTP Kepri, Muhammad Alwi Mustaha dalam sambutannya menyebutkan bahwa Kabupaten Lingga memiliki potensi yang sangat baik. Potensi itu perlu dukungab teknologi, sehingga bisa bermanfaat bagi pembangunan pertanian di kabupaten Lingga.
“Kegiatan ini adalah sebagai bentuk dukungan BPTP Kepri kepada Lingga untuk meningkatkan kapasitas petani di Lingga dalam hal teknologi sesuai dengan mandat tugas dan fungsi BPTP sebagai Satker Badan Litbang Pertanian,” kata Alwi.
Bimtek kali ini menyangkut pengolahan limbah ternak, dalam hal ini urine, yang kemudian diolah dalam bentuk pupuk organik cair. Pupuk ini diaplikasikan untuk tanaman, bisa pada sayuran, buah-buahan, perkebunan, maupun hortikultura. Teknologi biourine ini bisa diterapkan, diadopsi dan dikembangkan oleh masyarakat, karena pada dasarnya mudah untuk dipraktekkan.
Alwi juga menyampaikan bahwa kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah mahalnya pupuk atau kelangkaan pupuk. “Jadi ini bisa menjadi solusi bagi kita, karena dengan cara yang sederhana namun membawa manfaat yang sangat luar biasa,” pungkas Alwi.
Penyuluh BPTP Kepri, R. Catur Prasetiyono dalam paparannya menjelaskan pembuatan biourine ini cukup mudah karena memanfaatkan limbah cair yang ada di kandang para peternak. Dengan memanfaatkan urin sapi yang ditambah EM4, tetes tebu/molases/ gula, dan empon- empon.
Usai memberikan materi teori, Catur mengajak peserta langsung praktik di kandang Kelompok Ternak Sumber Urip. Ia bersama tim BPTP Kepri sudah menginstal semua kebutuhan proses limbah menjadi biourine secara modern di kandang kelompok ternak yang sudah lama memanfaatkan limbah padat menjadi kompos.
Catur menerangkan, setelah semua bahan tercampur, kemudian ditempatkan dalam wadah dan ditutup. Bahan disimpan selama 7 hari untuk proses fermentasi. Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang biasa digunakan pada aquarium dan dilewatkan melalui pipa plastik.
“Tujuan proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan dberi pupuk bio urine. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan. Untuk aplikasi pupuk cair ini bisa digunakan dengan cara disiramkan dan atau disemprotkan,” terang Catur di lokasi praktik.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lingga, Gandime Diyanto mengapresiasi terselenggaranya transfer pengetahuan oleh BPTP Kepri. Kehadiran BPTP Kepri ini sangat diharapkan oleh para petani di Kabupaten Lingga, mengingat harga kebutuhan pupuk yang cukup mahal. Gandi berharap ilmu yang diberikan oleh BPTP provinsi Kepri ini bisa mendatangkan manfaat bagi para petani.
“Saya percaya bahwa untuk menjalankan program prioritas unggulan di Kabupaten Lingga, terutama pertanian dan perkebunan, Pemkab Lingga tidak sendiri, masih ada BPTP, dari Kementerian Pertanian yang akan membantu untuk mewujudkannya, dan kegiatan ini adalah salah satu wujud aktualisasi. Kami berharap, dengan adanya bimbingan teknis ini, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh petani,” tutur Gandi.
Kepala Desa Bukit Langkap, Sudarmin dalam sambutan mengatakan masyarakat di Bukit Langkap tidak asing dengan sebutan BPTP. Petani di Bukit Langkap dan sekitarnya ingin terus mendapatkan pendampingan teknologi dari instansi yang terpercaya dan terbaik seperti BPTP Kepri.
“Saya mengajak mari kita manfaatkan kegiatan Bimtek ini untuk terus menambah ilmu dan semoga segera dapat segera kita manfaatkan demi kemajuan pertanian,” kata Kades Sudarmin. (Sumber BPTP Kepri)