Jakarta, Technology-Indonesia.com – Limbah adalah benda sisa hasil produksi. Peternakan sapi potong menghasilkan produksi daging. Selain itu peternakan juga menghasilkan limbah berupa feces dan urin. Feces dapat diolah menjadi menjadi pupuk. Begitupun urin dapat diolah menjadi pupuk cair.
Pengolahan dan penggunaan urin menjadi pupuk cair telah dilaksanakan penelitian di Loka Penelitian Sapi Potong (Lolit Sapo) Badan Litbang Pertanian pada 2021. Proses pengolahan urin menjadi pupuk cair dimulai dengan menampung urin dalam bak penampungan. Hasil tampungan didiamkan 3-4 hari. Tujuannya adalah untuk mengendapkan feces dan kotoran.
Setelah 4 hari dipindahkan ke bak penampungan kedua. Lalu didiamkan selama 14 hari. Peneliti di Lolit Sapo, Peni Wahyu Prihandini mengungkapkan tujuan dari pendiaman 14 hari adalah untuk mengurangi bau pesing dan kadar ammonia.
Setelah 14 hari dimasukkan dalam tabung fermentor. Kemudian kedalam tabung fermentor ditambah fermentor (bisa pakai EM4 peternakan atau empon-empon) dan tetes tebu. EM4 adalah pengurai atau decomposer, yaitu organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati.
Kemudian diamkan selama 25 hari. Setelah didiamkan 25 hari bio urin sudah jadi dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk pupuk tanaman. Untuk aplikasinya larutkan bio-urine dengan takaran 5 tutup botol dengan 1 liter air bersih. Aduk hingga larut dan siramkan ke bagian tanah tanaman. (Sumber Balitbangtan)