Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Bogor dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Riau (Kepri) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi Teknologi Pertanian di Kota Batam pada awal April 2021. Bimtek inovasi teknologi pertanian kali ini difokuskan pada komoditas cabai dan bawang merah.
Bimtek yang dilaksanakan di lokasi Gedung Gapoktan Rempang Tani Jaya, Kecamatan Galang, Kota Batam ini dihadiri sekitar 80-an peserta dari Poktan Maju Mandiri, Berkat Tani, Berkah Ya Bunayya, Berkah Usaha Tani 2, Cate Subur, dan Belongkeng Makmur.
Camat Kecamatan Galang, Ute Rambe berharap Bimtek Tanaman Pangan dan Hortikultura ini bisa menjadikan Gapoktan di Kecamatan Galang mampu meningkatkan pengetahuan dan mempraktikkan tindakan di lapangan.
“Kami sangat membutuhkan Bimtek ini, karena Batam menjadi kota penyumbang inflasi di Kepri. Diharapkan petani dapat belajar dengan sungguh-sungguh agar lebih mengetahui karena dahulunya belum mengetahui. Manfaatkan Bimtek ini dengan baik sesuai dengan apa yang dibutukan di lapangan,” tegas Camat Ute.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Mardanis menyampaikan bahwa sektor pertanian penyumbang inflasi di Batam khususnya komoditas cabai merah, bayam, dan kacang panjang. Ia merincikan komoditas cabai merah dibutuhkan 18 ton, cabai rawit 8 ton, bawang merah 8 ton, dan bayam 8 ton setiap hari.
“Ada tiga masalah pertanian di Kota Batam. Pertama, kurangnya produksi tanaman pangan dan horrikultura seperti cabai, bawang dan sayur. Kedua kurangnya intervensi harga, karena selama ini harga telah dimainkan broker. Ketiga kurangnya pemasaran dari hulunya sudah ada tapi hilir yang belum. Untuk menangani ini salah satunya diperlukan inovasi teknologi peningkatan produksi. Bimtek ini adalah salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut,” kata Mardanis.
Kepala BPTP Kepri, Sugeng Wododo menyampaikan bahwa Bimtek bertujuan untuk memantapkan pembelajaran dan mengambil pelajaran dari pengalaman penerapan teknologi dari Badan Litbang Pertanian di lapangan. BPTP Kepri bertugas untuk melaksanakan pengkajian, perakitan, pengembangan dan diseminasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di Provinsi Kepri.
Menurut Sugeng, BPTP Kepri akan melakukan pengembangan prototipe di Galang. BPTP Kepri siap memberikan bimbingan kepada petani. Ada beberapa hal selain Bimtek yang rencana akan di sampaikan BPTP Kepri kedepan. Pertama, akan dilakukan demplot kecil cabai, bawang dan sayuran lainnya. Kedua, edukasi langsung/Bimtek cabai, bawang, sayuran daun, khusus sayuran daun untuk Batam akan dlakukan kerjasama dengan BI setempat.
“Ketiga, sekolah lapang/praktek lapang untuk melihat secara langsung replikasi teknologi yg telah berhasil, sekaligus memperbaiki teknologi yang sudah ada sesuai dengan spesifik lokasi,” tutur Sugeng.
Pada kesempatan tersebut, koordinator Program dan Evaluasi, Rahmawati menyampaikan arahan kepala BBP2TP. Ada tiga model Bimtek Balai Besar Pengkajian, yaitu Bimtek milenial, Bimtek tanaman pangan dan hortikultura, serta Bimtek perkebunan dan peternakan . Secara umum tujuan bimtek ini untuk membantu perekonomian/petani akibat pandemi Covid-19, secara khusus untuk mendiseminasikan inovasi Badan Litbang Pertanian, serta untuk meningkatkan pengetahuan petani.
Bimtek inovasi teknologi pertanian kali ini difokuskan pada komoditas cabai dan bawang merah. Peneliti BPTP Kepri, Annisa Dhienar Alifia memaparkan topik teknologi proliga cabai spesifik lokasi di Kota Batam. Materi kedua disampaikan penyuluh BPTP Kepri, R Catur Prasetyono dengan topik teknologi budidaya bawang merah spesifik lokasi. Setelah penyampaian materi peserta diberikan kesempatan secara leluasa untuk menggali permasalahan di lapangan untuk dicari solusi penyelesaiannya.
Selain menyimak pemaparan materi, peserta Bimtek diajak mengikuti kegiatan field trip di lahan milik Thomas atau Jajang, yang pada 2019 menjadi lokasi demplot kegiatan Proliga BPTP Kepri. Kesuksesan petani kooperator BPTP Kepri, Jajang dalam melaksanakan budidaya cabai membuat banyak pihak tertarik untuk ikut mempraktekannya. Bank Indonesia (BI) Kepri bahkan bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam untuk mengembangkan penerapan teknologi ini kepada lebih banyak kelompok tani di sekitar Batam.
Paket teknologi proliga yang disusun oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) itu mengutamakan pelaksanaan pada beberapa titik ungkit budidaya cabai, yakni penggunaan varietas unggul, persemaian sehat, peningkatan populasi tanaman, pengelolaan tanah, hara, dan air, serta penerapan pengendalian hama terpadu (HPT).
Penyuluh BPTP Kepri, Jonri Suhendra Sitompul menjelaskan kepada peserta field trip bahwa poin utama yang disampaikan dalam budidaya cabai teknologi proliga adalah perlunya pemilihan varietas unggul yang cocok dengan kondisi lahan dan selera pasar. Selanjutnya, pengaturan pola tanam menjadi zigzag dan pemangkasan pucuk atas bibit untuk mengatur kondisi percabangan. Serta pengendalian hama dan penyakit secara tepat, dan pemenuhan unsur hara melalui pemupukan yang cukup.
Jajang dalam kesempatan itu berbagi pengalaman bagaimana teknis dan resep menjadi petani cabai yang sukses. Ia menceritakan pada 2019 telah menerima paket teknologi melalui BPTP Kepri. Ia merasa antusias dan semangat dengan teknologi Proliga karena benar-benar membuat hasil berlipat ganda.
“Pada panen sekarang ini dengan teknologi tersebut produksi cabai merah meningkat dari 18 ton perhektare menjadi 20 ton perhektare atau naik 11 persen,” cerita Jajang.
Bimtek Teknologi Proliga Cabai dan Bawang Merah di Batam
