Benefit Sharing Fund ITPGRFA Dimanfaatkan dalam Evaluasi Padi Lokal ASEAN

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui BPTP Kalimantan Tengah (Kalteng) dan BB Biogen memanfaatkan keuntungan dari Benefit Sharing Fund The International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture/Food and Agriculture Organization (BSF-ITPGRFA/FAO).

Uji adaptasi pada 92 padi lokal yang berasal dari negara-negara ASEAN dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Unit Tatas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (6/2/2019). Padi lokal dari beberapa negara seperti Malaysia, Vietnam, Laos dan Indonesia di uji coba untuk diperoleh sifat unggulannya.

M. Sabran, peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) dan koordinator project kerjasama FAO menyatakan bahwa kegiatan pengujian padi lokal ASEAN ini tidak hanya dilaksanakan di Kalteng, tetapi juga di wilayah Kalimantan Selatan dan Lampung. Hasil seleksi padi lokal internasional ini akan diuji adaptasi di lahan petani pada Musim Tanam April – September 2019 untuk diseleksi dan dikembangkan lebih lanjut.

Peneliti BB Biogen, Puji Lestari menambahkan bahwa untuk uji adaptasi ini masih memerlukan waktu untuk sampai pada kesimpulan galur padi dinyatakan adaptif di beberapa wilayah karena ini baru tahap awal. “Nanti kita akan tanam lagi,” ujarnya.

Kegiatan temu lapang diikuti peneliti dari BB Biogen, BB Padi, Balitra, BPTP Kalimantan Selatan; peneliti, penyuluh dan teknisi BPTP Kalteng; dosen dan mahasiswa Faperta Universitas Palangka Raya; siswa-siswi SMK Pertanian Kabupaten Kapuas; Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas; Penyuluh Pertanian dan kelompok tani se-Kabupaten Kapuas.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Kalteng, Ferie F. Munier menjelaskan bahwa hasil pengamatan di lapangan kurang lebih 50% saja yang adaptif dan bisa bertahan hingga panen. Padi lokal yang diketahui tidak adaptif rentan terhadap pH masam, keracunan Fe, serangan penyakit blast dan serangan hama walang sangit.

Menurutnya, setelah diseleksi oleh petani padi yang memiliki karakter unggul patut untuk dikembangkan. “Kalau memang unggul, ya sesuai arahan Menteri Pertanian Amran, perlu kita kembangkan. Yang penting teknis budidayanya dikawal berdasarkan aturan-aturan yang berlaku tentang pengembangan padi-padi dari luar,” pungkasnya. BPTP Kalteng

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author