BB Padi Kenalkan Padi Khusus pada Petani Kota Bogor

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Padat Karya sebagai salah satu upaya mendukung program demplot pengembangan budidaya varietas unggul baru (VUB) padi khusus/spesifik lokasi. Bimtek ini digelar dalam dalam rangka percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian Balitbangtan kepada petani.

Bimtek digelar di gedung pertemuan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kelurahan Situ Gede, Kota Bogor (24/03/2021) dan dihadiri petani Situ Gede, petani Bubulak, petugas penyuluh lapang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan petugas POPT. Sebelumnya, Bimtek serupa di gelar di Desa Jatiwangi, Kabupaten Majalengka (08/03/2021).

Perwakilan dari BB Padi, Suprihanto menjelaskan bahwa selain diseminasi, Bimtek diharapkan dapat membantu perbaikan ekonomi petani melalui penerapan teknologi sederhana tepat guna yang dapat menghasilkan pendapatan petani.

“Kementerian Pertanian diharapkan dapat memberikan semua aspek inovasi teknologi khususnya dari Badan Litbang Pertanian kepada masyarakat agar menjadi penggerak ekonomi masyarakat dalam suasana pandemi pada saat ini,” jelas peneliti sekaligus Koordinator Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian ini.

Suprihanto berharap setelah dibimbing para peserta dapat menerapkan teknologi ke rumah masing-masing. Jika masih kurang, bisa diagendakan untuk para peserta berkunjung ke BB Padi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Anas S Rasmana mengapresiasi atas terselenggaranya Bimtek karena dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang berdampak pada pendapatan petani nantinya.

“Kepada para petani dan petugas diminta serius mengikuti Bimtek ini, karena banyak sekali informasi yang diperoleh mengenai varietas unggul tanaman khususnya padi dan teknologi hasil Balitbangtan,” tuturnya.

Peneliti BB Padi bidang Pemuliaan, Dr. Heni Safitri pada Bimtek tersebut menyampaikan materi budidaya dan produksi benih varietas unggul baru padi khusus/spesifik lokasi. Menurutnya, beberapa poin penting dalam budidaya dan teknik produksi benih padi khusus diantaranya adalah pemilihan varietas dan benih sumber harus jelas asal-usulnya yang ditunjukkan dengan sertifikasi benih sumber.

Poin penting selanjutnya adalah persiapan lahan yang terdiri dari pembajakan, pelumpuran, dan perataan yang sempurna, pengelolaan dan pengendalian HPT di persemaian, dan pengelolaan di pertanaman sesuai rekomendasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Poin penting lainnya adalah pengaturan populasi (jarak tanam) yang benar selama penanaman untuk memaksimalkan efisiensi air dan hara, serta pengelolaan irigasi dan hara serta pengendalian gulma dan hama penyakit.

Menambahkan materi Bimtek, Suprihanto menyampaikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan padi khusus yang sudah dilepas oleh BB Padi diantaranya yaitu varietas Inpari IR Nutri Zinc, Jeliteng, Paketih, Pamera dan Pamelen.

Berdasarkan deskripsinya, kelima varietas padi khusus masing-masing potensi hasilnya adalah sebagai berikut, Inpari IR Nutri Zinc (padi kandungan Zn tinggi), potensi hasil 9.98 ton/ha, Paketih (padi ketan putih), potensi hasil 9,46 ton/ha, Pamelen (padi merah pulen), potensi hasil 11.91 ton/ha, Pamera (padi merah aromatic), potensi hasil 11.33 ton/ha dan Jeliteng (padi hitam), potensi hasil 9.87 ton/ha.

Di akhir kegiatan, BB Padi memberikan bantuan benih varietas Pamera dan Paketih kelas SS (label ungu) sebanyak 5 kg kepada perwakilan petani untuk dikembangkan lebih lanjut.

Padi Fungsional

Permintaan konsumen terhadap beras khusus seperti beras aromatik, beras merah, beras ketan, dan beras hitam meningkat walaupun harganya lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pada 2019 Balitbangtan melepas beberapa varietas padi khusus, diantaranya Jeliteng, Pemera, Paketih, dan Pamelen.

Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pangan di masyarakat, mengakibatkan timbulnya penyakit degeneratif. Padi dengan sifat-sifat khusus merupakan bahan pangan utama yang berasnya mengandung satu atau lebih komponen pembentuk yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu dan bermanfaat bagi kesehatan, sehingga padi dapat disebut sebagai padi fungsional.

1. Jeliteng

Jeliteng merupakan varietas unggul beras hitam hasil persilangan Ketan Hitam/Pandan Wangi Cianjur. Varietas ini mempunyai rata-rata hasil GKG (gabah kering giling) 6,18 ton/ha dan potensi hasil 9,87 ton/ha, lebih baik dibandingkan dengan Inpari 24.

Jeliteng mempunyai tinggi tanaman +106 cm dan jumlah anakan produktif +19 batang, dengan umur panen sekitar 113 hari setelah sebar (HSS). Varietas beras hitam ini mempunyai tekstur nasi yang pulen dengan kandungan amilosa 19,6%. Kandungan fenolik Jeliteng sangat tinggi, hampir dua kali lipat jika dibandingkan Inpari 24. Varietas ini agak tahan WBC (wereng batang coklat) biotipe 1, tahan HDB (hawar daun bakteri) kelompok IV dan tahan blas ras 033 dan 073.

2. Pamera

Pamera (padi beras merah aromatik) mempunyai rata-rata hasil GKG 6,43 ton/ha dan potensi hasil 11,33 ton/ha, setara dengan Inpari 24 (varietas beras merah). Varietas ini mempunyai tinggi tanaman + 106 cm dan anakan produktif + 17 batang.

Anakan produktif varietas ini lebih sedikit dibandingkan dengan Inpari 24, tetapi varietas ini memiliki malai yang lebih padat. Umur panen varietas ini + 113 hss, setara dengan Inpari 24. Varietas ini mempunyai tekstur nasi sedang dengan amilosa 21,1%. Total fenolik varietas ini lebih tinggi dibandingkan dengan Inpari 24, yaitu mencapai 5384,1 ± 345,8mg GAE/100 g BPK.

Ketahanan hama dan penyakit varietas Pamera lebih baik dibandingkan dengan Inpari 24. Varietas ini agak tahan WBC biotipe 1,2 dan 3, tahan HDB kelompok III dan VIII, dan tahan blas ras 033 dan 173.

3. Pamelen

Selain Pamera, varietas beras merah yang dirilis Balitbangtan adalah Pamelen (padi beras merah pulen). Varietas ini mempunyai rata-rata hasil GKG 6,73 ton/ha dan potensi hasil 11,91 ton/ha, lebih baik dibanding Inpari 24. Penampilan varietas ini lebih pendek jika dibandingkan Inpari 24.

Pamera mempunyai tinggi tanaman + 97 cm dan anakan produktif + 20 batang, dengan umur panen + 112 hss. Varietas ini mempunyai tekstur nasi pulen dengan amilosa 18,6%. Total fenolik varietas ini lebih tinggi dibandingkan dengan Inpari 24, yaitu mencapai 6929,8 ± 482,3mg GAE/100 g BPK. Varietas ini agak tahan WBC biotipe 1, agak tahan HDB kelompok III, IV dan VIII, tahan blas ras 033, dan tahan tungro.

4. Paketih

Paketih (padi beras ketan putih) merupakan hasil persilangan Ketan Hitam/Pandan Wangi Cianjur. Varietas ini mempunyai rata-rata hasil 6,32 ton/ha dan potensi hasil 9,46 ton/ha, lebih tinggi dibandingkan dengan Ciasem. Varietas ini mempunyai karakter malai yang lebih baik dibandingkan dengan Ciasem.

Tinggi tanaman varietas ini +107 cm dengan anakan produktif +20 batang, dengan umur panen berkisar 118 hss. Kandungan amilosa varietas ketan putih ini lebih rendah dibandingkan dengan Ciasem (4,8%), yaitu 4,4%, sehingga kualitas ketannya lebih baik. Varietas ini agak tahan WBC biotipe 1, tahan HDB kelompok III, IV dan VIII, dan tahan blas ras 073 dan 173. (Sumber BB Padi)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author