Balittanah Gelar Bimtek Inovasi Teknologi Pertanian di Kebun Percobaan Taman Bogo

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pengelolaan lahan kering masam, pemupukan berimbang, serta teknik pembuatan kompos dan mikro organisme lokal menjadi tema Bimtek Inovasi Teknologi Pertanian pada 2 – 4 Maret 2021 di Kebun Percobaan Taman Bogo, Lampung. Bimtek digelar Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Badan Litbang Pertanian untuk mendukung pemerintah dalam melaksanakan “Kegiatan Padat Karya Pendampingan Program Strategi Kementerian Pertanian”

Kepala Balai Penelitian Tanah, Ladiyani Retno Widowati saat membuka Bimtek menyampaikan bahwa sektor pertanian merupakan andalan pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan merupakan penyokong utama devisa negara di tengah pandemi Covid-19. Dengan ketahanan pangan yang kuat maka suatu negara akan menjadi kuat. Pertanian harus tetap dan terus berjalan dengan baik, karena pangan juga merupakan faktor utama untuk meningkatkan imunitas saat menghadapi Covid-19.

Acara dilanjutkan dengan kunjungan lapang agar para peserta bisa melihat secara langsung kondisi tanah dan tanaman yang ada di lapangan serta mendapatkan penjelasan kegiatan demplot kebun dan profil tanah secara langsung.

Kegiatan demplot yang dijadikan petak peragaan pengelolaan lahan kering masam berkelanjutan yaitu sistem pertanaman lorong/ alley cropping; pengelolaan koleksi tanaman legume semak/perdu dan cover crops; pengelolaan amelioran dan pemupukan; pengelolaan olah tanah konservasi dan tanpa olah tanah display tanaman padi sawah, dan pengelolaan pupuk kandang.

Pada hari pertama, peneliti Peneliti Kimia dan Kesuburan Tanah dari Balittanah, A. Kasno memaparkan tema pengelolaan lahan kering masam. Ia memaparkan bahwa Indonesia didominasi oleh lahan masam. Kemasaman tinggi (pH <5) dengan kandungan Al/H tinggi menyebabkan fiksasi P, yang bisa diatasi dengan aplikasi P-Alam (rock phosphate) reaktif, bahan organik, serta aplikasi dolomit atau Kapur.

Lahan kering masam mampu memberikan produktivitas yang tinggi jika dikelola dengan benar. Beberapa kriteria lahan kering masam antara lain: tanah tua dengan kandungan kuarsa sebagai tanda tidak subur (butir-butir kaca); lapisan keras pada kedalaman sekitar 20 cm yang didominasi oleh kandungan Al, Fe, serta Mn; bahan induk masam dan miskin; tanah masam yang memiliki kandungan Al tinggi yang bersifat meracuni, memfiksasi P; kandungan bahan organik rendah; erosi dan pencucian tinggi; kandungan N, P, dan K rendah; kandungan Ca dan Mg rendah; dan drainase jelek. Ciri-ciri ini merupakan kendala utama dalam budidaya pertanian di lahan kering masam.

Untuk memperoleh hasil tanaman tinggi perlu dilakukan antara lain: perbaikan lahan masam, perbaikan drainase, perbaikan C-org rendah, perbaikan hara rendah; pemupukan sesuai jenis dan dosis dengan pemupukan berimbang, kapur/dolomit, bahan organik, pupuk urea, P-alam, KCl atau NPK; menggunakan varietas unggul dan adaptif; serta teknologi budidaya tanaman yang tepat, jarak tanam, penyiangan, pembumbunan, hama dan penyakit.

Peneliti Konservasi Tanah dari Balittanah, Maswar pada Bimtek hari kedua memaparkan tema pemupukan berimbang. Ia menyampaikan bahwa sebagian besar kondisi tanah di daerah Lampung Timur adalah podzolik merah kuning atau ultisol (tanah yang sudah tua) dengan ciri-ciri lapisannya tipis, tanahnya tua dan banyak pasir, kemudian porositas/pori-pori udara kurang.

Pada tanah juga terjadi metabolisme atau pergerakan di dalam tanah, dan ini bukti tanah itu hidup. Kalau tanah hidup artinya bisa sakit atau mati. Ciri-ciri tanah mati yaitu lahan kritis yang sudah tidak bisa ditanami lagi, yang tumbuh hanya alang-alang. Dan tanah yang sakit bisa disembuhkan dengan cara pemberian bahan organik, aerasinya kita tingkatkan.

Selanjutnya untuk lahan masam, kemasaman berkaitan dengan pH tanah <5 dan dampaknya pada hara. Msalna, urea, NH4 diberikan ke lahan sawah maka hara tersebut tidak bisa diserap oleh tanaman. Hal ini karena diikat oleh Fe bila terjadi pada lahan sawah, dan diikat Al pada lahan kering.

Salah satu cara untuk melepaskan hara yang terikat oleh Fe atau Al adalah dengan pemberian bahan organik, Bahan organik bersifat koloid. Bahan ini yang memegang supaya tidak hanyut sehingga bisa diserap oleh tanaman. Selanjutnya dilakukan dengan pemupukan berimbang sesuai jenis dan dosis. (kapur/dolomit, bahan organik, pupuk urea, P-alam, KCl atau NPK).

Peneliti Kesehatan dan Biologi Tanah dari Balittanah, Sely Salma pada hari ketiga memaparkan teknik pembuatan kompos dan mikro organisme lokal. Sely mengatakan bahwa menyuburkan tanah merupakan investasi, sebab tanah akan menjadi subur dan tanah yang subur yang akan membantu mendukung produksi tanaman. Salah satu teknologi yang bisa membantu menyuburkan tanah adalah penambahan bahan organik. Bahan organik bisa berupa kompos organik, pupuk organik cair, dan sumber lainnya.

Mikro Organisme Lokal (MOL) dikenal sebagai agen penyubur tanah dan mempunyai manfaat dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman serta kesehatan tanaman. MOL merupakan cairan hasil dari fermentasi dari substrat atau media tertentu yang ada disekitar kita seperti nasi, buah-buahan, telur, susu, keong, dan lain-lain.

Bahan dasar dan bahan pelengkap dalam pembuatan MOL sesuai dengan tujuan aplikasinya. Untuk buah-buahan, sayuran yang akan digunakan sebagai substrat harus yang sehat, tanpa ada gejala penyakit, karena dikhawatirkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau fungi tersebut akan tumbuh dan berkembang selama dalam proses pembuatan MOL.

Sesuai dengan tujuan aplikasinya, MOL dapat dibedakan menjadi dua yaitu MOL yang diaplikasikan sebagai pemacu tumbuh tanaman dan MOL yang digunakan sebagai dekomposer (agen perombak bahan organik/sisa panenan).

Pada akhir acara Kepala Balittanah menyerahkan hasil inovasi Balittanah berupa Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), Agrodeko, serta Agrimeth kepada tiga kepala desa yang menghadiri acara Bimtek ini. (Sumber Balittanah)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author