Jakarta, Technology-Indonesia.com – Budidaya jagung di Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut) saat ini mulai menggeliat. Tingginya permintaan benih jagung berkualitas, merupakan salah satu tanda akan bangkitnya minat menanam jagung di Sumut.
Jagung di Sumut ditanam secara sederhana secara turun temurun. Budidaya jagung di Tanah Karo terkendala pada wilayah yang sebagian besar terletak di dataran tinggi, sehingga tidak semua varietas dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
“Kendala utama yang dirasakan petani adalah harga benih jagung yang mahal tapi kualitasnya tidak sesuai. Selain itu, budidaya jagung di dataran tinggi rentan terhadap serangan penyakit hawar dan busuk tongkol yang berpotensi menyebabkan tanaman gagal panen,” kata Sarjana Purba, Kabid Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Karo. Serangan kedua penyakit tersebut menyebabkan pertanaman gagal panen karena merusak daun dan tongkol sehingga tanaman tidak bisa berproduksi.
Karena itu, Dinas Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Karo merintis kerjasama dengan Balitsereal, Balitbangtan untuk membantu menyediakan benih jagung berkualitas dan sesuai dengan kondisi agroekosistem di Kabupaten Karo.
Menurut Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Munarta Ginting pelatihan teknologi produksi benih jagung hibrida di Balitsereal yang berlangsung pada tanggal 28-31 Oktober 2018 bertujuan untuk meningkatkan kompetensi petugas dinas dan kelompok tani Kabupaten Karo dalam menangkarkan benih jagung.
“Pelatihan berlangsung selama empat hari dan diikuti oleh 15 orang peserta/pengajar akan lebih banyak pada pembelajaran teknik perbenihan jagung hibrida serta pengelolaan penyakit di dataran tinggi” kata Ginting.
Penanganan pasca panen benih, salah satunya dengan mengolah tongkol menjadi benih sehingga menjadi produk yang bernilai tinggi dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Karo.
Kepala Balitsereal Muhammad Azrai saat memberikan sambutan mengemukakan bahwa riset jagung di wilayah dataran tinggi merupakan salah satu prioritas dalam pemuliaan jagung di Balitsereal. Karo merupakan salah satu lokasi uji multi lokasi sebelum varietas dirilis.
Salah satu varietas yang berhasil dalam ujicoba di Karo adalah Nasa 29 yang mempunyai ketahanan terhadap penyakit hawar daun dan busuk tongkol pada ketinggian sampai 1.300 m dpl. Nasa 29 juga menampakkan sifat prolific (bertongkol dua) apabila ditanam pada wilayah dataran tinggi. Karenanya, Nasa 29 merupakan pilihan tepat dan dapat dikerjasamakan produksi benihnya dengan Pemda Kab Karo.
Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama untuk mendukung program perbanyakan benih jagung hibrida di Kabupaten Karo bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Karo dan pelaksana UPTD Perbenihan Jagung Kabupaten Karo.
Pada tahap awal, perbanyakan benih akan dialokasikan untuk mendukung program mandiri benih di Kabupaten Karo sebagai upaya menyediakan benih berkualitas dan tersedia di lokasi petani. Immanuel, ketua Kelompok Tani menyatakan kegembiraannya dengan adanya pelatihan tersebut. Ia berharap kerjasama ini dapat mengatasi permasalahan kelangkaan benih di Karo.
Di akhir acara, Balitsereal menyerahkan benih jagung hibrida Nasa 29 secara simbolis kepada Sekretaris Dinas Pertanian Kab Karo. Pemda Kab Karo berharap kerjasama antara Balitbangtan dengan Pemda Kab Karo dapat terus berlanjut guna menjadikan Karo sebagai lumbung jagung di Sumut.