Balitbangtan Terus Bekerja untuk Kemajuan Pertanian Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry mengatakan bahwa sebagai badan riset, Balitbangtan telah menjadi bagian dari pelaku sejarah penelitian di negara ini. Kontribusi Balitbangtan sebagai penyedia dan pendamping implementasi teknologi untuk mendukung pembangunan pertanian sangatlah penting.

Sektor pertanian harus tetap tumbuh secara cepat dan berkualitas, sehingga harus mampu menjawab tantangan dan mengatasi kendala yang semakin komplek. Baik kendala sumberdaya lahan dalam peningkatan kapasitas produksi, maupun dalam menghindari kendala produksi akibat resiko perubahan iklim, degradasi lahan, dan lain lain.

Lebih lanjut Fadjry mengatakan Balitbangtan telah banyak melahirkan berbagai program untuk mendukung pembangunan pertanian, seperti SUT (Sistem Usaha Tani), AEZ (Agro Ekologi Zone), KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari), hingga RPIK (Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif).

Keberadaan RPIK diharapkan menjadi jembatan antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN). Keberadaan RPIK betul-betul telah diapresiasi keberhasilannya, dan ini merupakan loncatan dari Balitbangtan. “Jadikan RPIK sebagai platform kerja penelitian kita berikutnya,” tegas Fadjry pada Rapat Kerja Balitbangtan, Jumat (26/11/2021) di Claro Hotel Makassar.

Lebih lanjut Fajdry menyebutkan hasil evaluasi tujuh RPIK responnya positif. “Apa yang kita gagas dan rancang respon stake holder positif. Jadi sekarang kita tidak ada lagi penelitian sebatas laboratorium tapi ada sinergi. Hulu dan hilir,” ujarnya.

Kepala Balitbangtan juga mengingatkan masih adanya tugas bersama antara Balitbangtan dan Kementan bagaimana meningkatkan produktivitas padi di negara ini. “Kita sebenarnya sudah punya pemetaannya, mana yang diprioritaskan, varietas apa yang digunakan, sehingga bisa meningkatkan produktivitas padi kita, dan kita terus berjuang untuk mencapai itu,” ujar Fadjry dalam laporannya kepada Menteri Pertanian.

Fajdry juga menambahkan dari 318 VUB yang sudah dirilis potensi hasilnya rata-rata di atas 9 ton per hektare. Sembilan puluh empat persen padi yang ditanam di Indonesia adalah hasil penelitian Balitbangtan, begitu pula untuk komoditas lain seperti perkebunan dan peternakan.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam arahannya mengingatkan bahwa jajaran Kementan hadir dalam rapat kerja ini untuk makin maju, mandiri dalam upaya untuk mensejaterahkan kehidupan rakyat.

“Bagaimana kita terus beradaptasi dengan kemajuan era dan modernisasi. Bahwa selama perjalanan ada berbagai rintangan merupakan proses dari kehidupan,” ujarnya.

Mentan berpesan antara lain dalam dua tahun ini harus ada yang dihasilkan, kemudian harus ada visi bersama seperti swasembada pangan. Pejabat harus memimpin dengan smart serta kekeluargaan. Balitbangtan juga tetap harus bekerja cerdas, maju dengan kemampuan yang ada.

“Terakhir adalah sama-sama patuh untuk menjadikan apa yang dicita-citakan dapat tercapai, kita yakin yang kita buat adalah untuk kepentingan banyak orang. Hasil yang kita lakukan membuat orang lain sehat,” tutupnya. (Sumber Balitbangtan)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author