Balitbangtan Salurkan Bantuan Benih Jagung Hibrida Toleran Kekeringan ke NTT

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Kementerian Pertanian pada Senin (18/5/2020) menyalurkan bantuan benih jagung hibrida unggulan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Benih bantuan sebanyak 15 ton yang dikirimkan merupakan varietas unggul toleran terhadap kekeringan yang dihasilkan oleh peneliti Balitbangtan dari Balitsereal, Maros untuk mendukung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang sedang gencar dilaksnakan di NTT. Program ini bertujuan agar petani tetap menghasilkan jagung untuk membeli sapi dan sisanya untuk menjaga agar ketersediaan pangan tetap aman di masa pandemi Covid-19.

Kepala Balitsereal, Muhammad Azrai menyampaikan bahwa bantuan benih jagung yang disalurkan ke Provinsi NTT terdiri dari lima varietas dan totalnya sebanyak 15 ton. Varietas-varietas jagung yang disalurkan adalah sebagai berikut NASA 29, JH 27, JH 29, JH 37 dan JH 45. Kelima varietas tersebut selain toleran kekeringan juga provitasnya tinggi, dengan rata-rata provitas mencapai 12-13,6 ton/ha.

“Benih yang disalurkan selain toleran terhadap kekeringan juga sesuai dengan kondisi sosial budaya petani di wilayah NTT dimana di saat panen batang dan daunnya masih hijau atau istilahnya stay green, yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan ternak,” ujar Azrai.

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) pada April 2020, telah melakukan panen raya jagung di lokasi gelar teknologi jagung hibrida di Desa Oeteta, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT. Di lokasi panen tersebut gubernur memerintahkan Kepala Dinas Pertanian untuk meningkatkan penyebarluasan program TJPS ke 17 kabupaten.

Gubernur juga meminta agar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT bersama Dinas Pertanian Provinsi NTT untuk mengawal kegiatan dimaksud. Lebih lanjut Viktor juga berharap pada September nanti, panen raya jagung dapat kembali dilakukan.

“Dengan adanya program TJPS bisa meningkatkan kesejahteraan petani NTT, dimana dengan adanya program ini diharapkan petani dapat hasil bukan hanya biji jagung, namun juga menghasilkan pakan ternak yang memanfaatkan batang dari tanaman jagung,” ucap Viktor.

Ditempat terpisah, Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengapresiasi kegiatan yang dicanangkan oleh Gunernur NTT. “Ini salah satu wujud kepedulian Gubernur NTT sebagai pimpinan daerah terhadap pertanian dan saya berharap ini menjadi momentum kebangkitan pertanian di NTT. Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) adalah program yang hanya ada di Provinsi NTT dan satu-satunya di Indonesia. Balitbangtan sebagai institusi yang dipercaya oleh Gubernur NTT siap sepenuhnya untuk mendukung dan mengawal teknologinya,” tuturnya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Haris Syahbuddin juga menyampaikan bahwa kegiatan TJPS yang dilaksanakan di NTT sudah tepat. Kegiatan inilah yang dimaksud dengan double track, yaitu hasil jagung pipilan masuk ke industri dan petani dapat memanfaatkan limbah batang serta daun jagung sebagai pakan ternak.

“Tidak lama lagi Provinsi NTT akan menjadi provinsi yang tidak hanya swasembada jagung, tetapi juga akan meningkatkan ekspor ternak sapi ke daerah lain di Indonesia,” pungkasnya. (Uje/RTPH/RAHMI)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author