Balitbangtan Lepas Dua Varietas Jagung Hibrida Berproduksi Tinggi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kebutuhan jagung terus meningkat, diperkirakan lebih dari 70% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan dan sisanya digunakan untuk industri makanan, benih dan konsumsi pangan. Komoditas nasional yang strategis ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industri pakan ternak dan industri makanan dalam negeri.

Menghadapi tantangan tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros (Balitsereal), terus berinovasi dengan melepas varietas-varietas unggul baru jagung dengan hasil lebih tinggi dari varietas sebelumnya.

Varietas yang baru-baru ini dilepas oleh Balitsereal, Maros, adalah varietas unggul baru jagung dengan nama varietas JH 29 dan JH 30. Varietas unggul baru jagung tersebut telah disetujui untuk dilepas oleh Tim Pelepas Varietas Tanaman Pangan (TPVTP) pada Juni 2019, di Bogor.

Berdasarkan deskripsinya potensi hasil jagung hibrida JH 29 mencapai 13,6 ton/ha dengan rata-rata hasil 11,7 ton/ha, sedangkan jagung hibrida JH 30 potensi hasilnya mencapai 12,6 ton/ha dengan rata-rata hasil 11,3 ton/ha.

Pemulia jagung pada kedua varietas tersebut, Dr. Roy Effendi menyampaikan bahwa jagung hibrida JH 29 dan JH 30 dari segi potensi dan rata-ratanya nyata lebih unggul dibanding varietas JH 27 dan Bisi 18. “Selain meningkatkan hasil, jagung varietas JH 29 dan JH 30 telah ditingkatkan kandungan protein dan karbohidratnya,” lanjutnya.

Kandungan protein varietas JH 29 lebih tinggi 10% dari varietas jagung JH 27 dan varietas JH 30 memiliki kandungan lemak yang tinggi yaitu 9,03%. Selain itu, berdasarkan hasil analisis stabilitas hasil, JH 29 memiliki stabilitas hasil yang luas, sedangkan JH 30 cocok untuk dibudidayakan di dataran menengah dan tinggi karena lebih tahan penyakit hawar daun di dataran tinggi.

Varietas JH 29 tahan terhadap penyakit bulai jenis patogen P. philippinensis sedangkan JH 30 agak tahan penyakit tersebut. Sementara, varietas JH 30 tahan penyakit hawar daun, sedangkan varietas JH 29 agar tahan penyakit hawar daun. Kedua varietas tergolong agak tahan terhadap penyakit bulai jenis patogen P. Maydis.

Varietas JH 29 memiliki batang bulat berwarna hijau dengan tinggi sekitar 225 cm dan tinggi tongkol sekitar 115 cm. Varietas ini memiliki bentuk tongkol silindris mengerucut dengan warna biji orange dan jumlahnya 16-20 baris biji per tongkol. Perakaran JH 29 kuat dan tahan rebah.

Sementara varietas JH 30 memiliki batang bulat berwarna hijau dengan tinggi sekitar 224 cm dan tinggi tongkol sekitar 115 cm. Varietas ini memiliki bentuk tongkol semi silindris dengan warna biji kuning orange dan jumlahnya 14-16 baris biji per tongkol. Perakaran JH 30 juga kuat dan tahan rebah.

Dengan dilepasnya dua varietas jagung hibrida tersebut, maka Balitsereal telah memiliki 39 varietas jagung hibrida. (Uje/RTPH)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author