Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengadakan Riset Pengembangan Inovasi Kolaborasi (RPIK) untuk sentra jagung dan sapi di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Wilayah ini memiliki potensi luar biasa sebagai penyedia pupuk organik bagi pertanian.
Kecamatan Labangka dengan luas wilayah 243,08 km2, terdiri dari lima desa definitif, yaitu Desa Jaya Makmur, Desa Sekokat, Desa Suka Damai, Desa Labangka, dan Desa Suka Mulya. Wilayahnya sebagian besar lahan berkontur yang miring atau berlereng. Data tahun 2019 tercatat banyaknya hari hujan di Kecamatan Labangka sekitar 52 hari dengan rata-rata curah hujan sebesar 7 mm dengan periode hujan antara bulan Januari-April.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa sebagian besar rumah tangga di Kecamatan Labangka atau lebih dari 90 persen dari total jumlah rumah tangga bermatapencaharian sebagai petani. Lahan pertanian yang terdapat di Kecamatan Labangka umumnya berupa lahan kering seperti tegalan dan ladang yang sangat mengandalkan air hujan di musim penghujan dan sebagian sungai di musim kemarau untuk pengairannya.
Komoditas pertanian yang diusahakan adalah tanaman pangan, terutama palawija, seperti jagung, kacang hijau dan kacang tanah. Selain palawija banyak petani yang juga menanam tanaman padi, tanaman hortikultura seperti jeruk, serta tanaman perkebunan seperti jambu mete.
Jagung merupakan komoditas utama pertanian di Kecamatan Labangka. Pada tahun 2019, luas panen mencapai 11.097 hektare (ha) dengan produktivitas mencapai 7,36 ton/ha.
Labangka juga merupakan sentra peternakan sapi rakyat. Hampir semua warganya memiliki sejumlah ekor sapi untuk dipelihara. Berdasarkan data BPS tahun 2019 jumlah ternak sapi di Kecamatan Labangka adalah 13.756 ekor dengan sebaran 2.871 ekor di Desa Jaya Makmur, Desa Sekokat 2.187 ekor, Desa Suka Damai 4.011 ekor, Desa Labangka 2.437 ekor, dan Desa Suka Mulya 2.250 ekor.
Hal ini menjadi potensi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi lebih besar lagi. Dengan jumlah ternak sapi yang sangat banyak ini, akan menjadi potensi yang sangat luar biasa sebagai penyedia pupuk organik bagi pertanian. Selama ini kotoran sapi hanya dibiarkan, bahkan hanya dibakar.
Balitbangtan melalui kegiatan RPIK mencoba memberikan sentuhan inovasi teknologi terhadap potensi yang ada di Labangka ini. Puslitbangnak, BBlitvet, BB Mektan, Balittanah BBSDLP, Balitsereal, Lolitsapi, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Sumbawa mengintegrasikan potensi sapi dan jagung yang ada di Labangka.
Guna mendukung kegiatan tersebut, Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) melalui teknologi pengomposannya memberikan edukasi pemanfaatan kotoran sapi untuk mengefisiensikan penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan produktivitas jagung.
Diharapkan dengan penyebarluasan inovasi teknologi ini dapat diaplikasikan secara berkelanjutan oleh petani Labangka guna mencapai produktivitas yang optimal. (Sumber Balittanah)