Jakarta, Technology-Indonesia.com – Salah satu upaya meningkatkan produksi jagung nasional adalah penggunaan varietas unggul oleh petani. Namun penggunaan varietas unggul tersebut saat ini masih lambat diadopsi oleh petani karena ketersediaan benih dari varietas unggul belum bisa memenuhi kebutuhan para petani.
Upaya mengatasi permasalahan perbenihan tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) melaksanakan kegiatan desentralisasi benih jagung hibrida nasional berbasis korporasi petani.
Kegiatan ini dilaksanakan di tiga provinsi yaitu Provinsi Gorontalo, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat dengan luasan masing-masing seluas 50 hektare (ha). Ketiga provinsi tersebut merupakan sentra jagung hibrida yang saat ini menggunakan varietas unggul baru (VUB) Balitbangtan. Untuk memperkuat perbenihannya, Balitbangtan melakukan pendampingan teknologi produksi benihnya serta membentuk kelembagaan perbenihan jagung hibrida Balitbangtan berbasis korporasi petani.
Beberapa pihak dilibatkan pada kegiatan ini baik dari internal Balitbangtan yaitu Balitsereal dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat serta salah satu of taker dari mitra lisensi yang ada di masing-masing wilayah kegiatan.
Tahapan pendampingan dilakukan dengan menggali aspek teknis yang terdiri dari performance tanaman dan komponen hasil, serta aspek sosial ekonomi yang terdiri tanggapan petani terhadap VUB Balitbangtan dan kendala non teknis serta prosfek pengembangan ke depan para penangkar benih jagung hibrida secara in situ.
Lebih lanjut, kegiatan desentralisasi ini juga akan dipelajari kelemahan dan kekuatan perbenihan berbasis koperasi petani dalam membangun inkubasi bisnis dengan harapan petani mampu membangun kelembagaan dalam kegiatan produksi benih sesuai dengan standar operasional produksi benih yang bermutu dan bersertifikat.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan petani dalam menguasai teknologi produksi benih jagung hibrida, sehingga petani mampu menjadi kelompok penangkar benih jagung hibrida dan memiliki lembaga yang kuat. Dengan demikian, percepatan peningkatan dan target produksi jagung yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka swasembada jagung berkelanjutan dapat tercapai. (Sumber Balitbangtan)