BSN Tegaskan Pentingnya Pendekatan Berbasis Sains untuk Jamin Keamanan Pangan

TechnologyIndonesia.id – Keamanan pangan dunia masih menjadi tantangan serius dan menjadi atensi utama para pemangku kepentingan. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, setiap tahun sekitar 600 juta orang jatuh sakit akibat makanan yang terkontaminasi, dan 420 ribu di antaranya meninggal dunia.

Kelompok paling rentan adalah anak-anak di bawah usia lima tahun yang menyumbang 125 ribu kematian setiap tahun. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan, tetapi juga kerugian ekonomi global yang mencapai US$ 110 miliar per tahun, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Menanggapi persoalan tersebut, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menegaskan pentingnya pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dalam menjamin keamanan pangan.

Plt. Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono mengatakan, regulasi keamanan pangan yang efektif sebaiknya disusun berdasarkan landasan ilmu pengetahuan yang kuat.

“Pendekatan berbasis sains ini memungkinkan perumusan kebijakan yang objektif, terukur, dan sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi oleh masyarakat konsumen,” ujar Kristianto dalam Webinar Peringatan Hari Keamanan Pangan Dunia atau World Food Safety Day 2025, Selasa (17/6/2025).

Kristianto menambahkan, pangan merupakan kebutuhan mendasar dan fondasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan berdaya saing. Karena itu, pemenuhan pangan harus dilakukan secara berkelanjutan, baik dari aspek ketersediaan maupun keamanannya.

Ia juga mengingatkan bahwa pangan yang tidak aman dapat menimbulkan berbagai penyakit serius dan berdampak pada turunnya kualitas hidup, meningkatnya beban layanan kesehatan, produktifitas hingga menurunnya reputasi produk pangan nasional di pasar global.

Sebagai Codex Contact Point Indonesia, BSN bersama kementerian dan lembaga teknis, pelaku industri, akademisi, serta asosiasi konsumen berperan aktif dalam forum Codex Alimentarius Commission, yaitu badan internasional di bawah FAO dan WHO yang menetapkan acuan standar dan panduan tatakelola pangan global.

SNI Pangan

BSN, selaku Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, hingga kini telah menetapkan 1.202 Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait dengan pangan segar (berasal dari tumbuhan, hewan, dan ikan); pangan olahan; dan sistem manajemen keamanan pangan, serta metode uji pemenuhan persyaratan pangan.

Standar-standar ini berperan penting dalam mencegah kontaminasi bahan berbahaya yang bersumber dari cemaran mikroba, cemaran kimia, logam barat dan/atau residu pestisida serta memastikan rantai pasok pangan yang aman dan terpercaya.

SNI terkait pangan mengacu pada standar pangan internasional yang dipublikasikan oleh Codex Alimentarius Commission. Standar Codex memberikan acuan teknis untuk memastikan bahwa produk pangan memenuhi persyaratan keamanan pangan.

Forum Codex Indonesia menjadi wadah bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi mewujudkan sistem pangan nasional yang andal melalui perumusan standar dan kebijakan di bidang keamanan, mutu, dan perdagangan pangan.

Forum ini strategis untuk mendukung pengembangan standar berbasis bukti ilmiah yang tidak hanya melindungi konsumen, tetapi juga mendukung kelancaran perdagangan pangan nasional dan internasional.

Keamanan pangan, lanjut Kristianto, merupakan tanggung jawab bersama. “Food safety is everyone’s business. Sistem pangan yang aman hanya akan terwujud melalui upaya komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasok pangan, mulai dari hulu-produsen, distributor, hingga hilir-konsumen,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada konsumen, termasuk budaya peduli keamanan pangan, membaca label, memperhatikan masa kedaluwarsa, dan menyimpan makanan secara benar.

Perkuat Kolaborasi

Untuk membangun kesadaran dan memperkuat kolaborasi, BSN menggelar Webinar Peringatan Hari Keamanan Pangan Dunia 2025 pada Selasa, 17 Juni 2025. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), BSN, dan Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), serta diikuti oleh berbagai unsur pemangku kepentingan dari sektor publik, akademisi maupun swasta.

Webinar ini mengangkat tema “Pemanfaatan Sains untuk Mendukung Sistem Pangan yang Aman”. Tema ini sejalan dengan tema resmi Hari Keamanan Pangan Dunia tahun 2025 yaitu “Food Safety: Science in Action”.

Tema tersebut menyoroti pentingnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan inovasi dalam menjamin keamanan dan mutu pangan. Adapun Hari Keamanan Pangan Dunia ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 2018 dan diperingati setiap tanggal 7 Juni di seluruh dunia.

Kristianto menyerukan pentingnya komitmen kolektif. “Mari kita terus nyalakan semangat sinergi, kolaborasi, dan inovasi berkelanjutan untuk mewujudkan sistem penjaminan pangan yang lebih aman, tangguh, dan berkelanjutan, tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author