BPPT Siap Genjot Produktivitas Kopi dan Atsiri Aceh

Jakarta – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mendukung dan memberdayakan potensi lokal Aceh khususnya  minyak atsiri dan kopi Aceh.  

“Minyak atsiri adalah komponen utama yang menjadi satu kekuatan besar karena digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia.  Hampir 90 persen minyak Atsiri yang dimanfaatkan untuk bahan baku parfum kelas dunia berasal dari minyak nilam Aceh,” ujar Kepala BPPT Hammam Riza dalam kunjungan ke Universitas Syiah Kuala (Unsyiah Jumat (5/4/2019). 

Untuk itu, kata Hammam, pemanfaatkan teknologi diperlukan untuk meningkatkan budidaya dan menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi bidang pewangi dan perfumery.

 Demikian pula, potensi kopi Aceh, kata Hammam, perlu dibudidayakan dengan memanfaatkan inovasi dan layanan tekhnologi guna menghasilkan produk yang lebih baik. “Ini perlu dikuatkan seperti halnya membangun masyarakat dalam meningkatkan produktivitas kopi, membuat mesin roasting kopi, hingga memberdayakan generasi millenial serta kalangan santri untuk menjadi pengusaha kopi,” lugasnya.

Terkait potensi lainnya, Hammam  mengatakan  bahwa pihaknya siap mendukung Aceh dalam hal teknologi rancang bangun, kemaritiman, industri sumber daya alam, pembangunan PLTSa, pelabuhan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam mendukung perikanan dan pertanian. “Ini merupakan sistem  yang ingin didorong melalui kerjasama BPPT dengan Unsyiah maupun dengan provinsi Aceh,” tutupnya.

Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Samsul Rizal, mengatakan pihaknya siap mendorong penerapan Iptek guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Aceh.  Untuk itu, Samsul Rizal mengharap pengembangan inovasi perlu dukungan penuh dari BPPT. “Kami sepakat dalam penggunaan teknologi dan pengembangan usaha, terkait nilam untuk atsiri, serta untuk pembangunan science techno park,” ujarnya.

Hammam Riza, mengajak kalangan Unsyiah berperan aktif membangun Aceh dengan iptek dan inovasi “BPPT dengan semangat solid, smart, speed ingin mengajak aceh baik Pemda maupun Unsyiah sebagai pusat pengembangan SDM berbasis iptek di Provinsi Aceh. SDM iptek yg mumpuni yg siap dengan menghadapi revolusi industri 4.0 di berbagai bidang untuk menggerakkan ekonomi Aceh di berbagai bidang sangat diperlukan,” imbuhnya.

You May Also Like

More From Author