PUI Sinergikan Riset Berbasis Inovasi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Untuk mendorong hilirisasi produk-produk riset dan inovasi Pusat Unggulan Iptek (PUI) di kancah Internasional, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar Indonesia Innovation Day (IID) 2018 pada 16-17 Oktober 2018 di International Convention Center, Kobe University, Jepang. IID bertujuan untuk memperkenalkan produk inovatif unggulan Indonesia ke kalangan institusi riset-inovasi berbagai negara.

Penyelenggaraan IID 2018 juga bertujuan untuk memperluas jaringan kerjasama internasional baik dalam hal pengembangan teknologi lanjutan, kerjasama sertifikasi produk untuk pangsa pasar internasional, perluasan promosi dan pasar atas suatu produk, meningkatkan sinergi inovasi yang berkelanjutan antara lembaga PUI dengan pusat riset inovasi dan industri di berbagai negara.

Direktur Lembaga Litbang Kemenristekdikti Kemal Prihatman mengatakan IID 2018 di Kobe ini diikuti oleh berbagai institusi litbang PUI. Ada 49 inventor berangkat ke Jepang dengan membawa 41 produk dari 7 bidang seperti pangan pertanian, energi, kesehatan, maritim, Teknologi Informasi dan Komunikasi, material maju, dan sosial budaya.

“Dalam ajang tersebut tercapai 20 MoU (Memorandum of Understanding) dalam sehari dan 10 LoI (Letter of Intent) sampai akhir tahun dan kuartal pertama 2019. Ini progres luar biasa. Alhamdulillah sekarang banyak produk Indonesia yang diterima dan dilirik negara lain,’ ungkap Kemal dalam Media Briefing dengan jurnalis iptek di Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Hal serupa terjadi pada IID 2017 di Eindhoven Belanda dengan ditandatanganinya 10 kerja sama riset maupun bisnis antara PUI dan mitranya di Belanda maupun negara Eropa lainnya.

Atit Kanti, inovator dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mengikuti IID 2018 mengaku awalnya agak kuatir karena Jepang terkenal dengan inovasi dan sudah mendunia. Namun hasilnya di luar ekspektasi, karena pasar Jepang ternyata sangat tertarik dengan produk mushroom (jamur pangan) yang ia bawa.

Atit Kanti mengungkapkan ada sekitar 10 ribu koleksi mikroogranisme asli Indonesia yang merupakan hasil eksplorasi dari seluruh Indonesia yang tersimpan di Indonesian Culture Collection (InaCC) LIPI. Koleksi mikroorganisme tersebut merupakan salah satu bioresources untuk pengembangan inovasi yang ternyata sangat diminati oleh negara-negara maju.

“Kami mempunyai sekitar 200 koleksi jamur pangan dari Indonesia yang kami tawarkan ke industri Jepang untuk pengembangan menjadi jenis-jenis jamur pangan baru. Kita melakukan pengembangan dengan bekerjasama dengan salah satu universitas Jepang yang secara langsung akan mengkoneksikan dengan industri-industri jamur pangan di Jepang,” ungkapnya.

Menurut Atit Kanti, pihaknya baru bergabung dengan PUI selama satu tahun. “Dengan adanya PUI keuntungannya kami menjadi lembaga yang menghasilkan produk yang lebih terarah. PUI sangat jelas arahan income dan outcame. Yang kedua, karena riset berbasis Inovasi di Indonesia belum terangkai dengan sangat baik, dengan adanya PUI kita bisa melakukan sinergi,” lanjutnya.

Atit Kanti berharap dengan adanya PUI semua lembaga bisa melakukan sinergi untuk menghasilkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author