Presiden Jokowi: Perguruan Tinggi Harus Inovatif dan Responsif

alt

Technology-Indonesia.com – Pengembangan sumber daya manusia (SDM) selalu menjadi prioritas penting pemerintah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Forum Rektor Indonesia (FRI) memikirkan terobosan besar di bidang pengembangan SDM.
“Terobosan -terobosan besar harus diciptakan di bidang pengembangan sumber daya manusia, khususnya pendidikan, lebih spesifik lagi pendidikan tinggi. Terobosan di bidang pendidikan harus lebih signifikan dibandingkan terobosan di bidang infrastruktur,” jelas Presiden saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia 2018 di Baruga AP Pettarani, Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, pada Kamis (15/02/2018).
Konferensi ini berisikan dua acara utama yakni Konvensi Kampus XIV dan Temu Tahunan XX FRI. Kegiatan ini dihadiri sekitar 4.000 pimpinan perguruan tinggi seluruh Indonesia, yang meliputi universitas, institut, politeknik, akademi, sekolah tinggi, dan akademi komunitas.
Presiden Jokowi menghimbau perguruan tinggi bergerak cepat dan responsif menghadapi perubahan zaman. Menurutnya negara yang maju adalah negara yang cepat dan tanggap terhadap perubahan zaman.
“Harus berani melakukan perubahan, harus berani melakukan inovasi. Jangan terjebak dengan rutinitas. Perguruan tinggi harus berubah, fakultas-fakultas di dalamnya juga harus berubah karena dunia juga sudah berubah cepat sekali,” tutur Presiden.
Presiden juga meminta perguruan tinggi mulai membuka fakultas dan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan industri. Menurut Presiden kuncinya adalah relevansi dan inovasi, jangan terjebak rutinitas. Presiden mencontohkan perguruan tinggi dapat membuka Fakultas Digital Economy, Fakultas Jasa Industri, Manajemen Industri dalam Olahraga. Fakultas Industri Lifestyle, Fakultas Perkebunan jurusan Kelapa Sawit atau bahkan Fakultas Kopi.
Pada kesempatan ini Presiden Jokowi memberi instruksi kepada Kemenristekdikti untuk adaptif dan inovatif terhadap perubahan zaman. Hal ini dapat dilakukan dengan deregulasi dan debirokrasi di Kemenristekdikti. “Bangun aplikasi-aplikasi yang simple yang mudah diakses,” ujarnya.
Agar sebuah kebijakan dapat dirasakan dampaknya, Presiden mengingatkan agar dalam bekerja kita harus fokus dan punya prioritas. “Ada anggaran jangan di ecer-ecer di setiap tempat sehingga tidak terlihat hasilnya sama sekali. Jangan anggaran dibagi rata di semua kegiatan, tidak fokus,” kata Presiden.
Ketua FRI, Suyatno mengatakan Forum Rektor Indonesia merupakan wadah komunikasi serta pertukaran ide, gagasan, dan strategi antar pimpinan perguruan tinggi seluruh Indonesia. Forum ini berperan memberikan alternatif solusi dan saran strategis kepada pemerintah dan masyarakat terkait dengan perkembangan, regulasi, dan peningkatan pendidikan tinggi di Indonesia.
Tahun ini, Konferensi FRI mengangkat tema “Memperkuat Karakter Bangsa Dalam Menghadapi Disrupsi Peradaban”. Selain tema sentral tersebut, para pimpinan perguruan tinggi yang hadir juga akan membahas beberapa sub tema, antara lain pembangunan ekonomi nasional yang berdaulat, berkeadilan, dan menyejahterakan; penguatan demokrasi pancasila untuk memperkokoh nasionalisme; pendidikan tinggi yang mampu meningkatkan daya saing bangsa; dan kepemimpinan nasional yang cerdas dan berkarakter.
Suyatno mengatakan hasil kajian dari Konferensi FRI 2018 akan menjadi masukan bagi penyusunan kebijakan pemerintah.
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author