Pemenang Nobel Kimia 2016 Beri Kuliah Umum Dihadapan Peneliti Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemenang Nobel bidang Kimia 2016, Prof. Bernard Lucas Feringa menyampaikan kuliah umum dihadapan ratusan peneliti, mahasiswa, dan pelajar di Indonesia. Profesor kimia organik dari Universitas Gröningen, Belanda ini memotivasi para peneliti Indonesia untuk menghasilkan invensi (penemuan) dan inovasi.

Pada kuliah umum yang dihadiri Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro, Bernard mendorong siapapun untuk tetaplah berani melangkah. Sebab setiap langkah meskipun kecil bisa menjadi penting.

“Anda tidak akan pernah tahu jika langkah kecil Anda, kontribusi kecil itu dapat mengubah dunia dalam 20 tahun dari sekarang,” kata Bernard di Auditorium BJ Habibie, Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020).

Bernard meraih Penghargaan Nobel untuk bidang kimia tahun 2016 bersama Jean-Pierre Sauvage dan Sir Fraser Stoddart. Komite Nobel menilai ketiga ilmuwan berjasa dalam merancang mesin pada skala molekul yang membantu pengembangan mesin-mesin berukuran amat kecil di dunia. Mesin berskala nano ini diharapkan akan membawa masa depan cerah.

Sauvage memulainya dengan membuat dua cincin molekuler yang bisa dimanipulasi dengan mudah pada 1983. Ia memodifikasi cincin itu sedemikian rupa sehingga bisa mengelilingi satu sama lain. Pada 1991, Stoddart menciptakan roda molekuler yang berputar dengan poros tertentu, didayai oleh tumbukan molekul di sekitarnya. Istimewanya, roda itu bisa menyimpan informasi.

Feringa kemudian berhasil membuat motor molekuler pada 1999. Inovasinya menyempurnakan usaha dua ilmuwan sebelumnya, mewujudkan mesin molekuler. Dari inovasi itu, bisa tercipta semacam mobil nano yang bisa bergerak di lintasan mikroskopik membawa muatan tertentu.

Pria kelahiran Barger-Compascuum, Belanda, padab18 Mei 1951 itu mengatakan suatu penemuan dihasilkan melalui proses dan perjalanan panjang. Dalam perjalanan panjang itu, banyak hal bisa terjadi, yakni kegagalan, kesalahan, dan harus memulai lagi.

Dalam kuliah bertema The Joy of Discovery, Bernard mengatakan kegagalan yang terjadi adalah hal yang wajar. Namun tiap orang harus memiliki tekad kuat dan usaha yang gigih untuk mencapai tujuan, demikian juga bagi para peneliti maupun calon penemu.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author