Jakarta – Pelajar Indonesia kembali menorehkan prestasi dalam ajang ”The 5th ASEAN Student Science Project Competition (ASPC)” yang diselenggarakan di National Science Museum, Pathum Thani, Thailand.
Yumna Shafa Nuha Afifah dan Ayu Alfianita Rahmah dari SMA Progresif Bumi Shalawat, Jawa Timur meraih juara pertama kategori Physical Science untuk proyek riset pemanfaatan Limbah Kulit Pisang (musa acuminate x balbisiana) sebagai substrat untuk Pembangkit Tenaga Listrik Alternatif Microbial Fuel Cell (MFC).
Penghargaan juga diraih oleh Gabriela Fernanda Mandagi dan Elena Soegiharto, pelajar SMA Santa Laurensia, Banten. Keduanya mendapat Consolation Prize bidang Applied Science untuk proyek riset Strip Biodetektor Pencemaran Ion Logam Berat.
ASPC merupakan kompetisi sains untuk siswa tingkat menengah Asia Tenggara kerjasama Ministry of Higher Education, Science, Research and Innovation dengan The Science Society of Thailand. Tahun ini, ASPC diikuti 8 negara ASEAN.
Dalam kegiatan yang berlangsung 21-27 Juli, para peserta mempresentasikan hasil penelitian dan pikiran kritisnya dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ada. Terdapat tiga kategori lomba yaitu Applied Science, Physical Science, dan Biological Science.
Kategori Biological Science, Indonesia diwakili oleh Javan Hammurabi Rumi dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah dengan penelitian “Pemanfaatan Lendir Bekicot Taman (Achatina fulica) sebagai Pengurai Kantung Belanja Plastik Bekas”. Namun, kategori ini tidak meraih posisi juara.
Selama persiapan keberangkatan juga saat berkompetisi, mereka mendapatkan bimbingan intensif dari para peneliti LIPI. “Secara keseluruhan proyek penelitian pelajar Indonesia dapat bersaing di tingkat regional Asia Tenggara. Terbukti dengan diperolehnya penghargaan yang membanggakan ini. Yumna dan Ayu yang meraih pemenang pertama contohnya, mampu memanfaatkan limbah yang mudah didapat untuk dijadikan listrik dengan cara sederhana. Sehingga membuat para juri terkesan,” ujar Haznan Abimanyu, peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI yang juga menjadi salah satu juri ASPC 2019, saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu malam (27/7/2019)
Demikian pula, lanjut Haznan, Gabriela dan Elena sudah sangat baik menampilkan posternya. “Proyek penelitian yang diangkatnya juga punya manfaat tinggi untuk memudahkan mengetahui air tercemar logam berat hanya lewat kertas lakmus,” ujarnya.
Para siswa tersebut yang ikut bertanding dalam ASPC ke-5 ini, merupakan pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-50 tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).