Jakarta, Technology-Indonesia.com – Prestasi berhasil ditorehkan pelajar Indonesia di ajang kompetisi ilmiah internasional untuk pelajar, Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) 2019 di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.
I Made Wiratathya Putramas dan Carolline Mathilda Nggebu berhasil meraih 4th Grand Award Intel ISEF 2019 untuk kategori Earth and Environmental Sciences : Life Sciences pada Jumat (17/5/2019) waktu setempat. Mereka meraih prestasi dengan karya ilmiah berjudul Potential Identification and Application of the Rhizophora apiculata and Sonneratia alba as a Bio Antifouling Agent for Antifoulant Paints.
Para pelajar SMA Negeri 3 Denpasar tersebut sebelumnya berhasil mendapatkan Special Award kategori Physical Science dari Sigma Xi, sebuah organisasi keilmuan internasional. Keduanya meneliti potensi zat aktif dari tumbuhan mangrove jenis Rhizophora apiculata yang terdapat di pantai Serangan, Bali untuk bahan baku cat ramah lingkungan pada kapal laut.
“Kami tidak menetapkan target yang terlalu tinggi pada ajang ini. Namun penghargaan yang berhasil kami raih ini menjadi sepadan dengan beberapa kesempatan yang harus kami lewatkan agar kami bisa fokus pada penelitian ini,” ujar Dera, panggilan akrab I Made Wiratathya Putramas.
Penghargaan juga didapatkan oleh Michaela Samanta. Pelajar SMAK Penabur Gading Serpong tersebut mendapatkan Special Award dari Patent and Trademark Office Society untuk karyanya C-Rice: Computational and Experimental Design Development of Transgenic Rice. Samantha yang meneliti teknologi genetika untuk menghasilkan beras berprotein hewani untuk akses pangan bagi keluarga miskin tersebut berhak atas uang tunai sebesar USD 500.
Tahun ini Intel ISEF diikuti lebih dari 1.800 karya ilmiah pelajar yang merupakan perwakilan 423 afiliasi Intel ISEF yang berasal dari 88 negara di seluruh dunia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengirimkan delapan pelajar Indonesia tingkat SMA dan Madrasah Tsanawiyah pada ajang yang diadakan selama 12-18 Mei lalu. Mereka adalah pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI 2018.
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko menyebutkan keberhasilan siswa Indonesia pada tahun ini membuktikan bahwa kreativitas dan inovasi generasi muda kita mampu bersaing secara global. “LIPI berkomitmen untuk terus mendukung penelitian para remaja Indonesia, khususnya melalui inisiatif open infrastructure baik berupa sumber daya peneliti maupun peralatan riset sehingga publik dapat merealisasikan ide-ide kreatifnya menjadi inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,“ ujar Handoko.
Sejak tahun 2010, LIPI secara konsisten mengirimkan para pelajar-pelajar beprestasi ke ajang kompetisi ilmiah internasional ini. Keikutsertaan para pelajar Indonesia ini merupakan hasil kerja sama LIPI dan Intel Foundation.